Sosok Gabi Braun di semesta Attack On Titan, tampak tidak habis-habisnya mencuri perhatian. Setelah berhasil membunuh salah satu anggota elit pasukan pengintai, Sasha Blouse, di episode 8 lalu, calon pewaris raksasa Marley ini diketahui kembali berulah.
Pada episode 11 yang baru tayang pada 22 Februari lalu, Gabi didapati mengelabui sipir penjara Paradise. Ia menjerit kesakitan untuk mendapat pertolongan, sebelum akhirnya membunuh sipir tersebut dan kabur bersama teman sepernasibannya, Falco Grice.
Sebelumnya, Gabi nekat menaiki kapal pasukan Paradise yang berlayar di langit Liberio setelah penyerangan. Berbekal senapan, ia berhasil membunuh salah satu anggota pasukan pengintai dalam kapal.
Falco yang membersamai tindak kenekatan Gabi, mau tidak mau ikut menanggung akibat atas perbuatan lalim Gabi. Mereka kemudian diasingkan ke penjara Paradise setelah sebelumnya dipertemukan dengan pimpinan mereka, Zeke Yaeger, yang membelot kepada musuh.
Di episode pertama, Gabi bahkan mengajukan diri untuk melemparkan granat ke kereta musuh dalam jarak dekat. Meski sempat ditolak oleh sang komandan karena berisiko membunuh dirinya, Gabi tetap berusaha tampil meyakinkan. Tidak disangka, rencananya berjalan mulus hingga menjadi titik balik kemenangan Marley atas perang yang telah terjadi selama empat tahun.
Wah, benar-benar, kecil-kecil cabe rawit ya bun?
Namun, setujukah kalian?
Berikut rangkuman kemiripan Gabi dengan Eren yang layak kamu perhatikan...
Memiliki semangat balas dendam yang tinggi
Sama seperti Eren, semangat balas dendam Gabi telah dipupuk sejak dini. Doktrin Marley tentang penebusan dosa Eldia telah mendarah daging dalam diri Gabi. Ketika banyak temannya yang takut mati dalam peperangan, Gabi tampak bangga jika mati sebagai pejuang yang terhormat. Hal ini tertuang ketika beberapa kali ia nekat terjun dalam peperangan jarak dekat.
Selain itu, Gabi juga bersikeras untuk mewarisi Raksasa Zirah untuk dapat menuntaskan iblis di pulau Paradise. Batas hidup raksasa yang hanya 13 tahun, tampak tidak menjadi masalah besar bagi Gabi. Selagi dapat mengabdikan diri untuk tanah air tercintanya, Marley, ia akan menerjang segala kemungkinan baik maupun buruk.
"Pembeda antara diriku dan kalian adalah tekad. Tekad untuk memikul nasib bangsa Eldia." -ucap Gabi kepada rekan sesama kadet pejuang: Falco, Edo dan Zofia.
Tekad balas dendam Gabi semakin menjadi-jadi setelah peristiwa penyerangan di Liberio yang digawangi oleh Eren Yaeger. Terlebih ketika rekan pejuangnya Edo dan Zofia tewas tertimbun dan terinjak-injak oleh warga yang panik kala itu. Ia berjanji untuk membunuh Eren Yaeger serta semua iblis di pulau Paradise.
Hal ini seolah mengingatkan kembali sosok Eren Yaeger yang benci hidup terkungkung dalam tembok karena kehadiran titan. Kebenciannya lantas diperkuat setelah sang ibu, Carla Yaeger, dimakan hidup-hidup oleh titan yang menerobos masuk dari dinding Maria.
Hal ini membuat Eren membenci dirinya sendiri selama beberapa saat, sebelum akhirnya memanfaatkan kemampuan tersebut untuk menjadi senjata andalan dalam menumpas titan.
Gegabah dan keras kepala
Watak Eren yang gegabah dan keras kepala merupakan tiruan sempurna untuk sosok Gabi Braun. Hal ini tercermin berulang kali, seperti ketika Gabi bersikukuh mendekati kereta musuh untuk melempar granat, dan ketika Gabi memutuskan menaiki kapal pasukan musuh yang kemudian berakhir di sel tahanan.
Gabi selalu berkata tidak ada yang lebih pantas mewarisi raksasa zirah selain dirinya. Ia bersikukuh menjadi yang terbaik, dan membawa yang terbaik bagi tanah airnya, Marley dan bangsa Eldia.
Selalu didampingi oleh kasih tak sampai
Sepanjang cerita Attack on Titan, pasti kamu tidak asing lagi dengan sosok Mikasa. Ya, wanita bersyal merah dengan potongan rambut sebahu itu tampak selalu mendampingi Eren kemanapun ia pergi.
Masa kecil Mikasa yang pernah diselamatkan oleh Eren telah memupuk rasa cintanya begitu dalam. Bahkan dialog Mikasa sepanjang Attack on Titan, hanya berkisar di kata "Eren!".
Namun naas, Eren jarang sekali membalas perhatiannya Mikasa. Bahkan ia tampak risih karena telah diperlakukan layaknya anak. Meski demikian, Mikasa tampak tidak peduli. Ia tetap mengerahkan tenaganya untuk melindungi Eren, sehingga bocah keras kepala itu berkali-kali terlewat dari maut.
Falco diketahui sering menyelamatkan dan mendampingi Gabi kemanapun gadis berambut merah itu pergi. Ia menyelamatkan Gabi ketika dihadang senapan musuh setelah melempar granat. Selain itu, Falco juga sempat menghadang Gabi yang hendak menaiki kapal pasukan Paradise, sebelum memutuskan untuk mengikutinya.
Dalam musim terakhir Attack on Titan, Falco Grice sebenarnya mendapat sorotan yang tidak kalah epik. Pikirannya yang terbuka membuat Falco memandang peperangan dengan sudut yang berbeda. Baginya, peperangan hanyalah derita tanpa akhir dan warisan raksasa tak lebih dari percepatan maut.
Falco bahkan berjuang untuk menjadi pewaris raksasa zirah, hanya supaya Gabi tidak terpilih dan dapat memiliki kehidupan yang lebih panjang.
Ahh, kurang so sweetapalagi si Falco ini?
Namun lagi-lagi berakhir naas, Gabi hanya menganggap Falco sebagai musuh yang harus dikalahkan. Ia berusaha lebih giat dan cekat, bahkan mendorong teman seperjuangannya-Zofia dan Edo-untuk tetap mendukung dirinya sebagai calon pewaris raksasa zirah.
Hal ini seolah membuktikan bahwa kasih tak sampai tidak begitu buruk bukan?
Jadi, bagaimana menurutmu, sudah sangat miripkah kisah Gabi dan Eren? Berikan komentar ya!
--
24 Februari 2021 [TS]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H