Walau terpaut jauh usia, Opa dan Oma tidak sungkan untuk singgah terlebih dulu dan menyapa generasi yang lebih muda. Ini yang membuat saya merasa tertampar sekaligus terharu karena sering disowani.
Semangat blogwalking yang ditularkan oleh Opa Tjipta dan Oma Rose menjadi pelajaran berharga bagi saya. Bahwa meskipun kita hanya berada di dunia maya, kita tetap bisa membangun ikatan emosional layaknya pada sebuah keluarga. Dan ya, Kompasiana adalah rumah kedua bagi saya, dimana Opa Tjipta dan Oma Rose adalah orang tua di dalamnya.
3. Cinta Jangan Pura-pura
Siapa bilang keromantisan hanya bisa dipamerkan oleh generasi muda? Bagi Tjiptadinata dan Roselina Effendi, usia bukan halangan untuk menunjukan romantisme.
Dalam artikel-artikelnya, Opa Tjipta maupun Oma Rose tidak sungkan untuk memamerkan foto berdua. Meski kerutan menjadi penghias tulang di wajah, kebahagiaan tetap terpancar dari senyum tulus serta tatapan penuh kasih dan sayang.
Salah satu prinsip hidup yang saya ambil dari Opa dan Oma adalah "cinta jangan pura-pura". Ya, jika cinta, maka katakan cinta. Jika sayang, maka katakan sayang. Tidak ada tempat bagi mereka yang hobi berpura-pura.
Anandamu tercinta,
Tutut Setyorinie.
14/1/21