Satu hal yang paling melekat dalam momen pergantian tahun adalah resolusi. Coba tengok kalender atau buku catatanmu, pasti kamu pernah membuatnya juga bukan?
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) daring, resolusi diartikan sebagai berikut:
/résolusi/ n putusan atau kebulatan pendapat berupa permintaan atau tuntutan yang ditetapkan oleh rapat (musyawarah, sidang); pernyataan tulis, biasanya berupa tuntutan tentang suatu hal.
Tampaknya, kata resolusi kini telah mengalami perluasan arti. Resolusi di tahun baru memiliki makna sebagai sebuah harapan atau pencapaian untuk diwujudkan di sepanjang tahun, baik itu pencapaian rutin hingga pencapaian besar.
Namun, sering kali resolusi yang kita buat dengan cepat dan mudahnya menguap. Untung-untung jika bertahan setengah tahun, bagaimana jika hanya tiga bulan, satu bulan atau mungkin satu minggu?
Yah itu sih namanya bukan resolusi, tapi halusinasi mylov.
Maka dari itu, diperlukan niat dan tekad yang kuat agar resolusi yang kita buat bisa bertahan hingga di penghujung tahun. Hal ini dimaksudkan agar resolusi tidak menjadi cerita lama sebagai aksesori tahun baru, melainkan menjadi pencapaian yang layak dibanggakan.
Lantas, resolusi apa saja sih yang paling populer dan bagaimana tipsnya agar tidak bertahan cuma seminggu? Berikut adalah daftarnya.
1. Gaya hidup lebih sehat
"Pokoknya di tahun baru gue harus hidup sehat: makan sayur, olahraga, dan nggak bergadang!
Hayooo, siapa yang pernah menulis hidup sehat sebagai resolusi tahun baru? Di zaman yang serba mudah dan instan seperti ini, hidup sehat tampak menjadi satu hal yang sulit dilakukan.
Menstimulasi pikiran agar brokoli rebus terlihat lebih menarik dibanding fried chicken, ternyata tidak semudah membalikkan telapak tangan. Fried chicken yang crunchy dengan harum micin yang menggoda iman, tetap saja terasa lebih menggiurkan.
Begitu juga ketika menyuruh badan kita yang hobi rebahan untuk berolahraga. Kasur dan sofa empuk seakan memanggil-manggil: jangan pergi kawan, santailah dulu sebentar. Santai yang akhirnya keterusan dan berujung ketiduran, duh!
Gaya hidup merupakan kebiasaan yang telah dilakukan bertahun-tahun, sehingga tidak mungkin dapat diubah dalam waktu satu hari. Perlu adaptasi yang dilaksanakan secara bertahap, agar tubuh maupun pikiran kita tidak kaget, atau justru menolak ketika menerima perubahan.
Tips pertama, jika kamu bertekad untuk lebih banyak memakan sayur, maka biasakan untuk membawa bekal dari rumah. Hal ini dimaksudkan supaya kamu tidak pergi keluar dan akhirnya tergoda dengan makanan-makanan fast food. Selain lebih sehat, membawa bekal dari rumah juga membantu mengurangi ongkos makan, alias lebih hemat.
Jika tadinya kamu menghabiskan 50 ribu untuk sekumpulan sayap renyah, kini uang tersebut bisa disulap menjadi satu kilo brokoli, bayam, wortel, jagung, dan sayuran lain. Lebih irit dan sehat bukan?
Tips kedua adalah jangan terlalu saklek! Ingat, tubuhmu masih berada dalam fase penyesuaian. Maka berbaik hatilah dengan cheating sejenak di hari libur. Sabtu-minggu adalah waktu yang nikmat untuk menyesap segelas capuccino dengan burger hangat.
Namun karena makanan sudah dicheating, maka gantinya adalah memperbanyak olahraga. Ya, jika di hari biasa kamu sering beralasan susah olahraga karena harus terburu-buru berangkat kerja, maka hari libur adalah waktu yang tepat untuk balas dendam.
Kamu bisa memulainya dengan peregangan atau berlari di sekitar komplek perumahan. Jika ada teman, kamu bisa bermain bulu tangkis atau voli untuk mendulang keringat.
Dengan penerapan selang-seling seperti ini, resolusi gaya hidup sehat lebih mudah untuk dilakukan, bukan?
2. Baca lebih banyak buku
Siapa yang hobi membeli buku tapi tidak hobi untuk membacanya? Yang selalu tergiur buku baru, namun lupa ada 10 buku lama yang belum tersentuh?
Coba katakan para Tsundoku, apa motivasi membeli buku jika tidak untuk dibaca? Buku bukan pajangan, mylov. Buku adalah bacaan, maka dari itu kebermanfaatannya baru bisa dirasakan setelah membaca.
Orang-orang yang membuat resolusi "baca lebih banyak buku" biasanya terdiri dari mereka yang hobi membeli buku namun tidak dibaca. Maka dari itu, mereka membuat target bacaan, agar buku yang dibeli tidak berakhir dalam pajangan rak.
Untuk kamu yang juga menulis resolusi ini, tips dari saya cuma satu: jauhi handphonemu.
EH, kok gitu?
Handphone atau smartphone adalah benda yang paling banyak membuang waktu kita. Kalau tidak percaya, coba tanya pada handphonemu sendiri. Berapa banyak waktu yang kamu habiskan untuk scrolling Twitter dan Instagram? Atau iseng-iseng melihat video tiktok dan youtube yang lagi viral. Belum lagi flash sale Shopee yang menggugah rasa penasaran.
Ya, waktumu habis bahkan ketika kamu belum sadar.
Maka mulai dari sekarang, ayo pelan-pelan membuka buku ketimbang handphone di waktu luang. Menunggu kereta di stasiun? Bacalah buku. Menghabiskan perjalanan di bus? Bacalah buku. Bingung mau ngapain di hari libur? Bacalah buku.
Banyak waktu yang bisa kita gunakan untuk membaca buku. Pertanyaannya adalah apakah kita mau, atau justru terlalu malas untuk sekadar membaca kalimat pertama?
3. Punya banyak tabungan
Uang bukan segalanya, tapi segalanya butuh uang.
Banyak orang kaya berkata: uang tidak bisa membeli kebahagiaan. Tapi orang miskin juga berkata: tidak punya uang juga sulit untuk bahagia.
Begitu juga dengan uang, ia akan membuatmu candu jika tidak kamu tahan. Memiliki banyak uang bukan berarti kamu bebas membeli apa yang kamu inginkan. Ingat, belilah barang yang dibutuhkan bukan diinginkan. Karena kita bisa memiliki 1000 keinginan untuk memenuhi 1 kebutuhan. Jadi, jangan lupa menyortir sebelum membeli, ya.
Tips selanjutnya adalah jangan tergiur harbolnas! Untuk apa membeli ikat rambut seharga 1 rupiah, jika barang tersebut hanya teronggok di meja rias?
Tolong, jangan latah membeli barang hanya karena harganya murah. Cek dan review kembali kegunaan barang tersebut. Tanya kepada hati kecilmu: perlukah kamu membeli ini? Jika tidak, lebih baik simpan uangmu untuk barang-barang yang kamu butuhkan di kemudian hari.
Tap..tapi kaan, ini cuma satu rupiah?
Seratus ribu jika kurang satu rupiah, tidak akan menjadi seratus ribu, mylov. Sayangi mentalmu untuk tidak candu membeli barang yang tidak diperlukan. Saya yakin, mentalmu berharga lebih dari satu rupiah, bukan?
Dengan begini resolusi menabungmu akan lebih mudah untuk diwujudkan, karena kamu telah terbiasa menyortir sebelum melakukan pengeluaran.
Baiklah, selamat membuat resolusi. Untuk kali ini, usahakan jangan cuma bertahan seminggu, karena saya akan merasa tidak berguna setelah menulis artikel ini.
--
Tutut Setyorinie, 29 Desember 2020.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H