Mohon tunggu...
Tutut Setyorinie
Tutut Setyorinie Mohon Tunggu... Lainnya - Pegiat Lingkungan

Sedang belajar mengompos, yuk bareng!

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Membiru Bersama Langit

28 Agustus 2019   13:02 Diperbarui: 28 Agustus 2019   13:20 294
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ibu tersenyum, dan senyumnya selalu menular. Saya kemudian menceritakan mimpi yang saya dapatkan semalam. 

"Saya ingin tidur di langit biru lagi, bu," begitu pinta saya, menutup cerita.

Ibu tidak membalas, melainkan hanya tersenyum dan memerhatikan saya dalam diam. Mungkin dalam hatinya ia bertanya-tanya, apa cerita saya benar. Tapi ibu mengenal saya, dan saya tidak pernah berbohong.

Perut saya tiba-tiba berbunyi. Namun kini tidak ada lagi makanan tersisa. Sebenarnya sejak dua hari lalu, tidak ada lagi makanan tersisa. Saya memegangi perut sambil sesekali tersenyum . Saya tidak ingin ibu tahu kalau saya sangat lapar. Saya takut ibu akan menangis. Dengan begitu, kami tidak lagi jadi orang kuat.

Pada akhirnya saya memilih tertidur. Saya mendekap ibu erat. Pusaranya terasa dingin dan juga berdebu. Mawar biru yang saya bawa juga mulai layu. Sebelum tertidur, sayup-sayup saya mendengar langit biru merengkuh kami. Mungkin langit biru akhirnya mendengar dan membiarkan saya dan ibu tertidur di atasnya.

--

27 Agustus 2019.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun