Ramadhan identik dengan kata berbagi. Di bulan inilah kita biasa berbagi dalam berbagai bentuk. Kotak amal masjid yang selalu terisi menjadi salah satu bukti semangat berbagi di Ramadhan. Tidak hanya berupa uang, di bulan suci, banyak orang yang juga membagikan makanan serta minuman berbuka baik di masjid, panti asuhan maupun jalan raya.
Saya sendiri bukan sekali dua kali mendapat takjil gratis di jalan raya ketika menjelang berbuka. Kegiatan ini tampak membantu para pengemudi, terutama ojek online yang menghabiskan waktunya di jalan dan tidak sempat untuk mempersiapkan makanan berbuka.
Sementara itu, pengurus masjid di lingkungan saya, menjadwalkan setiap warga untuk menyiapkan hidangan untuk makanan berbuka secara bergilir. Di tanggal tertentu juga diadakan buka puasa bersama, di mana warga bebas untuk menyumbangkan makanan, dan tidak pernah sekalipun kekurangan hidangan.
Hal ini menandakan bahwa semangat berbagi setiap orang meningkat pesat di bulan Ramadhan. Semangat inilah yang perlu kita jaga agar tidak lantas hilang ketika Ramadhan meninggalkan kita. Banyak bentuk yang bisa kita lakukan untuk berbagi, di antaranya adalah,
Bagikan Tulisan, Sebar Kisah Inspiratif dan Informatif
Salah satu bentuk berbagi yang dapat kita lakukan adalah berbagi tulisan. Kata Pramoedya Ananta Noer, selama seseorang tidak menulis maka ia akan hilang dalam masyarakat dan sejarah. Sedangkan menurut Asma Nadia, menulis adalah perjuangan, maka dari itu menulis haruslah sesuatu yang bermanfaat. Pemahaman dua sastrawan ini apabila digabungkan menjadi, tulislah yang bermanfaat, maka kamu akan abadi dan dikenang secara baik.
Salah satu media yang bisa kita gunakan untuk menulis adalah rumah ini, ya Kompasiana. Sudah banyak bukti bahwa Kompasiana membagikan banyak kisah, mulai dari kisah inspiratif yang perlu kita teladani hingga berita informatif.
Saya sendiri banyak mengambil manfaat dari tulisan di Kompasiana. Meluaskan pandangan, misalnya. Di sini, saya bisa melihat berita dari berbagai prespektif individu, dimana setiap individu, memiliki pemikiran yang berbeda.
Selain itu, Kompasiana juga membantu saya untuk mendapatkan beberapa informasi seperti resensi film terbaru, buku-buku, berbagai tips, hingga berita booming yang belum saya dapat, terutama berita politik. Berbagai kisah inspiratif juga sering saya dapati sehingga semangat saya terpacu untuk terus bersyukur.
Hal ini membuat saya terus terdorong untuk berbagi tulisan, terutama informasi yang bermanfaat, atau nasihat lama yang coba saya kemas dengan cara kekinian. Kita tidak tahu bukan, dari mana hidayah seseorang berasal. Dengan berbagi tulisan, saya berharap ini akan menjadi ladang pahala di akhirat nanti.
Berbagi Makanan pada Hewan, Sebar Kasih Sayang pada Sesama Makhluk Tuhan
Pernahkah kalian mendapati kucing yang tiba-tiba masuk dalam rumah sambil mengeong dan mendekati meja makan? Lalu apa yang kalian lakukan, apa kalian mengusirnya, atau memberinya makan?
Jika kamu termasuk orang yang memberinya makan, maka kamu merupakan orang yang menyebarkan kasih sayang sesama makhluk Tuhan. Walau keadaan kucing itu menyebalkan, bukankah ia sama-sama makhluk Tuhan seperti kita? Maka tidak ada salahnya untuk berbagi. Toh makanan yang kita beri pun tak akan membuat kita rugi.
Saya sendiri dulunya adalah pembenci hewan, termasuk kucing itu sendiri. Saya yang takut pada bulunya, langsung mengusirnya pergi jika ia mendekati rumah. Namun ketika adik saya yang kecil mulai berani main sama kucing, saya pun tertarik untuk ikut bermain.
Awalnya ragu, namun lama kelamaan saya jadi berani untuk memberinya makan, bahkan mengusap puncak kepalanya. Sejak saat itu, saya jadi sering memerhatikan kucing lain, dan berpikir betapa beruntungnya saya tinggal dalam rumah yang bernaung atap dan tersedia makanan setiap harinya.
Sejak saat itu juga saya menyadari bahwa kucing sebenarnya hewan yang tidak terlalu menyeramkan, bahkan terkesan menyenangkan. Saya sering mengobrol dengannya walau saya tahu dia tidak menghiraukan. Bahkan terkadang tingkah lakunya berhasil membuat saya tertawa.
Hal ini membuat saya sadar jika kita membagikan kasih sayang pada hewan, maka hewan itu pun akan berbagi sayangnya pada kita. Ah, sebuah hubungan mutualisme bukan?
Berbagi Pada Mereka yang Membutuhkan
Berbagi sejatinya bisa kita lakukan dimana saja. Dengan kakek tua yang masih gigih berjualan, dengan ibu yang menggendong anaknya sambil menjajakan dagangan di terik panas, dengan anak kecil yang tanpa malu menawarkan jasa semir sepatu, dan lain hal.
Jika kamu punya rezeki yang berlebih, kamu juga bisa mendonasikan di situs berbagi online seperti kitabisa.com yang kini mulai berafiliasi dengan media sosial.
Dengan berbagi, kita belajar mensyukuri apa yang telah kita miliki dan kita dapatkan. Kita harus bersyukur karena memiliki kendaraan untuk pergi ke tempat kerja, berapa banyak dari mereka yang harus menjajaki angkutan umum untuk dapat menghemat ongkos. Kita juga harus bersyukur karena bisa makan 3 kali sehari, berapa banyak orang yang harus menghemat uangnya dengan makan dua kali, atau bahkan sehari sekali, agar bisa menyambung hidupnya di hari esok?
Satu hal yang perlu kita ingat, berbagi tidak akan mengurangi harta kita. Berbagi justru membuat harta dan kebahagiaan bertambah banyak.
Bukankah begitu, Kompasianer?
--
Tutut Setyorinie, 7 Juni 2019.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H