Mohon tunggu...
Tutut Setyorinie
Tutut Setyorinie Mohon Tunggu... Lainnya - Pegiat Lingkungan

Warga Bekasi. Bermukim dekat TPST Bantar Gebang. Sedang belajar mengurangi sampah dengan 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒐𝒎𝒑𝒐𝒔 dan 𝒅𝒊𝒆𝒕 𝒑𝒍𝒂𝒔𝒕𝒊𝒌. Yuk, bareng!

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Magang, Tak Sekadar Cari Uang

20 Januari 2019   16:13 Diperbarui: 20 Januari 2019   18:24 796
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: intipesan.com

Musim liburan tiba. Banyak mahasiswa yang memanfaatkan kesempatan libur ini untuk mencari uang sekaligus menambah pengalaman bekerja dengan magang. Ada yang memilih apply sendiri, ada yang disalurkan dari kampus, dan ada juga yang menggunakan kenalan alias orang dalam untuk memasukkan lamaran.

Berdasarkan pengalaman saya, CV yang kita apply sendiri ke email perusahaan memang biasanya lebih lama diproses dibanding lewat kampus atau bantuan orang dalam. Maka dari itu, koneksi pertemanan sangat dibutuhkan saat kamu mulai memasuki dunia kerja.

Namun bagi kamu yang memang tidak memiliki koneksi, juga jangan pesimis. Beberapa perusahaan biasanya memproses CV kamu mulai satu hingga tiga minggu ke depan. Bahkan ada yang sampai satu bulan. Jadi, bersabarlah dan jangan hilang harapan! 

Satu hal yang saya dapat ketika apply sendiri dan berhasil diterima adalah sebuah kebanggaan yang tiada terkira. Saat itu saya merasa seperti seorang yang telah berhasil menembus kerasnya dinding persaingan dunia kerja. Usaha sendiri walau sulit, sangat manis rasanya, bukan?

Magang pada dasarnya bukan hanya sebagai sarana untuk mencari uang, melainkan juga menggali hal-hal positif seperti berikut...

1. Membangun Mental

ilustrasi: http://www.tpr.org
ilustrasi: http://www.tpr.org
Ya, magang bisa dimanfaatkan sebagai sarana untuk membangun mentalmu. Mental seperti apa? Mental berjuang, misalnya. Jika kamu pengguna commuter line, sudah hal pasti bahwa mental berjuang sangat diperlukan.

Pasalnya, commuter line adalah mode transportasi yang paling banyak digandrungi masyarakat, termasuk pekerja untuk pergi ke tempat kerjanya. Maka dari itu, jangan kaget jika kamu butuh usaha keras untuk mendapat sedikit celah untuk masuk ke dalam transportasi tersebut.

Jika mental berjuangmu lemah dan malas berhimpit-himpitan, yang ada kamu akan ketinggalan dan telat sampai di kantor. Setelah masuk, kamu juga masih harus berjuang untuk tetap bertahan dan jangan sampai pinsan. 

Hal ini benar dan memang terjadi. Dua orang teman saya yang tidak terbiasa naik kereta akhirnya pinsan karena tidak kuat berdesak-desakan. Namun, hari-hari berikutnya mereka akhirnya terbiasa dengan 'nuansa' seperti itu. 

Jadi, sedikit tips buat kamu yang berjuang dalam kereta atau busway adalah jangan lupa sarapan! Ya, walau sepele, tapi sarapan itu sangat penting untuk menciptakan energi dalam tubuhmu. 

Saya sendiri tidak pernah ketinggalan untuk sarapan sebagai modal berjuang dalam kereta. Karena bagi saya, jika berhasil masuk dalam war kereta merupakan sebuah kebanggaan tersendiri, walau badan harus terhimpit dengan kaki terjepit.

Mental lain yang bisa dibangun adalah mental tidak mudah menyerah. Ketika kamu dihadapi suatu pekerjaan, hal pertama yang kamu lakukan adalah mempelajarinya sendiri. Kamu tidak bisa langsung menyerah dan bertanya "kalau seperti ini bagaimana ya pak/bu?" Karena karyawan lain juga punya pekerjaan yang harus mereka selesaikan.

Maka dari itu janganlah teruslah berjuang untuk menemukan solusi. Jika gagal, coba lagi. Gagal lagi, coba lagi. 

Karena kamu tidak tahu seberapa dekat jarak kamu dengan keberhasilan, ketika kamu menyerah. -Thomas A. Edison

2. Merasakan Atmosfer Dunia Kerja

ilustrasi: intipesan.com
ilustrasi: intipesan.com
Lingkungan kerja sangat berbeda dengan lingkungan kuliah atau bahkan lingkungan tempat tinggalmu. Dalam lingkungan kerja kamu mengenal berbagai macam karakter orang. Ada yang mungkin berbaik hati mengajarkanmu, ada juga yang mungkin irit berbicara sehingga sulit untuk dimintai bantuan.

Kamu juga akan mempunyai 'boss' di mana pekerjaanmu harus dipertanggungjawabkan kepadanya. Jika di perkuliahan kamu bisa dengan mudah lolos dari tugas, maka tidak dengan di dunia kerja. Jika kamu sewenang-wenang dengan pekerjaanmu, maka siap-siap untuk mendapatkan teguran atau bahkan ancaman.

Namun jangan berpikir negatif, dunia kerja hanya membuatmu menjadi seorang yang lebih berkomitmen dan tanggung jawab atas atas suatu pekerjaan.

Ingat, amanah tidak pernah salah pundak, bukan? Begitu juga dengan pekerjaanmu.

Mempelajari dunia kerja juga berarti kamu mempelajari cara berpakaiannya. Jika sewaktu kuliah kamu sering menggunakan kaus dengan celana robek-robek, maka hilangkan kebiasaan itu. Dunia kerja menuntutmu berlaku dewasa dalam berpakaian, yaitu dengan menggunakan pakaian formal seperti kemeja dengan celana panjang atau rok.

Walau banyak tempat kerja yang sudah bergeser ke pakaian yang lebih santai, tapi jangan sampai kamu kelewatan dalam memberi kesan santai tersebut. Biasanya perusahaan mengkhususkan satu hari seperti hari jum'at untuk berpakaian santai seperti celana jeans dan sepatu kets. 

Jadi, gunakan pakaian sesuai dengan hari yang telah ditetapkan perusahaan. Ingat, sopan dan santun adalah hal yang harus diutamakan dalam hal apapun, termasuk berpakaian.

3. Teori Tidak Semudah Kelihatannya

ilustrasi: twitter.com/cabreraerdr
ilustrasi: twitter.com/cabreraerdr
Jika dalam kuliah kita hanya menghafal teori demi teori, maka tidak dengan dunia kerja yang lebih berfokus pada praktik. Bahkan ada juga teori yang melenceng dari praktik sesungguhnya, karena kasus yang dihadapi di perusahaan sangatlah kompleks dan berbeda-beda.

Hal ini sama seperti yang saya alami ketika magang menjadi auditor di salah satu Kantor Akuntan Publik. Saya akhirnya tahu bahwa kasus audit di perusahaan bisa berbeda dari teori yang telah diajarkan oleh dosen. Hal ini dikarenakan transaksi perusahaan bisa bermacam-macam bentuknya, sedangkan yang diajarkan di kampus hanyalah kasus yang umum.

Tapi itulah yang menjadi daya tarik seorang auditor. Kamu tidak dihadapi oleh pekerjaan yang sama setiap hari, melainkan kasus yang berbeda, unik, rumit, hingga menantang.

Di sinilah makna IPK besar tidak menjadi jaminan. Kita tidak bisa hanya mengandalkan hafalan teori dan sekelumit rumus, melainkan juga teknik berpikir kreatif agar bisa mengembangkan solusi demi menjawab permasalahan yang ada. 

Magang adalah kesempatan emas untuk menimba ilmu dan membangun mental. Jadi jangan sia-siakan kesempatan ini ya, mahasiswa! Walau magang tak sekedar cari uang, tapi, lumayan juga jika uangnya cukup untuk modal. Modal apa? Modal wisuda, modal kerja, modal cari jodoh, eeh..

Salam dunia sepermagangan!

Tutut Setyorinie, 20 Januari 2019.
Tulisan magang yang lain, bisa kamu baca di sini: 5 Hal yang Dapat Kamu Pelajari di Tempat Magang

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun