Mohon tunggu...
Tutut Setyorinie
Tutut Setyorinie Mohon Tunggu... Lainnya - Pegiat Lingkungan

Warga Bekasi. Bermukim dekat TPST Bantar Gebang. Sedang belajar mengurangi sampah dengan 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒐𝒎𝒑𝒐𝒔 dan 𝒅𝒊𝒆𝒕 𝒑𝒍𝒂𝒔𝒕𝒊𝒌. Yuk, bareng!

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Tahun Baru, Resolusi, dan Evaluasi

1 Januari 2018   12:47 Diperbarui: 1 Januari 2018   13:12 1301
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tahun panjang penuh kenangan, perjuangan dan keringat di 2017 akhirnya resmi berakhir sekitar dua belas jam yang lalu. Hari ini, coret-coretan di kalender siap berganti dengan lembaran baru. Namun sedikitpun saya tidak menggeser tata letak kalender yang kebetulan didapat dari Kompasiana di meja belajar saya. Salah satu alasannya adalah kehidupan perkuliahan akan berakhir sebentar lagi, jadi tidak perlu repot-repot membeli kalender baru. Namun alasan yang paling hakiki adalah menunggu info tentang kalender gratis.

Tahun baru dan Resolusi adalah sayur asam dan ikan asin yang sulit bahkan mustahil untuk dipisahkan. Hampir setiap orang bermimpi sebanyak mungkin untuk kemudian ditulis besar-besar di buku catatan.  Januari adalah bulan dimana kata resolusi bertebaran, entah di media sosial, televisi, radio, bahkan kampus dan sekolah. Namun bagaimana dengan pencapaiannya? 

Pernahkah di bulan-bulan berikutnya kita mengecek kembali resolusi tersebut untuk mengetahui sampai dimana kita dalam upaya mewujudkannya. Sedikit lagi kah? Masih panjangkah? Atau jangan-jangan kita bahkan belum mengambil langkah pertama? Untuk itu penting menjadikan evaluasi sebagai tradisi tambahanmu menjelang tahun baru.

Evaluasilah, apa resolusi tahun lalumu?

Buka catatanmu dan coba lihat apa yang telah kamu wujudkan di tahun ini.

Resolusi saya di tahun 2017 yang kebetulan dituliskan bertepatan dengan event kalender Kompasiana adalah seperti berikut...

1.Menulis minimal 48 artikel di Kompasiana dan dilabeli headline tiga perempatnya.

Saya akui, menulis adalah pekerjaan yang susah-susah gampang. Susah mencari waktu dan susah mencari ide, namun gampang bilamana keduanya mengalir bersamaan. Umumnya ide itu mampat dikarenakan kesibukan. Walau saya sudah membulatkan niat untuk tetap menulis di keadaan apapun, namun tetap saja di waktu menjelang ujian semester ide menulis itu menguap begitu saja. Dan di sisa-sisa akhir pekan yang pekat dengan bau liburan, barulah saya menuangkan tulisan lagi.

Setelah saya mericek kolom artikel, ternyata pada tahun 2017 saya menelurkan 53 artikel dengan konsentrasi terbanyak di kategori Fiksiana yang mencapai 28 artikel. Sisanya ada peristiwa langit sebanyak lima artikel, wisata: tiga, gaya hidup: delapan, hiburan: empat, regional: dua, dan humaniora: tiga.

Dari sejumlah artikel tersebut, sayangnya saya hanya bisa mewujudkan label headline di seperampatnya. Hasil ini mengindikasikan bahwa saya masih harus banyak belajar untuk menciptakan artikel yang baik dan benar. Betul begitu, admin? hehe

2. Membaca buku sebanyak-banyaknya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun