Mohon tunggu...
Tutut Setyorinie
Tutut Setyorinie Mohon Tunggu... Lainnya - Pegiat Lingkungan

Sedang belajar mengompos, yuk bareng!

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Gadis Penjual Bunga

21 November 2016   09:15 Diperbarui: 21 November 2016   18:54 515
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Meninggal: Yogyakarta, 19 Mei 2011.”

2011? Bukankah itu tiga tahun yang lalu?

Kutengok si gadis penjual bunga. Namun ia sudah tak ada di sana.

Lalu akupun kembali melanjutkan perjalanan. Sambil menenteng sekeranjang bunga kematian yang hendak kujajakan ke setiap orang.

“Sudahkah aku mengenalkan diri? Namaku Arumi Diandra. Orang-orang sering menyebutku si gadis penjual bunga. Bukan bunga biasa yang kujajakan. Melainkan bunga kematian. Kalau kau bersedia membeli bungaku, berarti kau bersedia menjemput kematianmu. Tapi jika kau mengelak untuk membeli bungaku, akan kuhampiri rumahmu setiap waktu.”

 

***

 

 

 

Ujung Jakarta, 19Nov2016

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun