Mohon tunggu...
Tutut Setyorinie
Tutut Setyorinie Mohon Tunggu... Lainnya - Pegiat Lingkungan

Warga Bekasi. Bermukim dekat TPST Bantar Gebang. Sedang belajar mengurangi sampah dengan 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒐𝒎𝒑𝒐𝒔 dan 𝒅𝒊𝒆𝒕 𝒑𝒍𝒂𝒔𝒕𝒊𝒌. Yuk, jadi Game Changer untuk lingkunganmu!

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Jangan Ada Dusta di antara Kita, Mas

2 September 2016   15:30 Diperbarui: 2 September 2016   17:41 244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
bonaventura10.blogspot.com

Tapi pintu itu tak kunjung terbuka. “Kalau kamu memang mau menikahi wanita lain, pergi sekarang, Mas. Nggak usah berbicara denganku lagi.”

“Tapi cincin ini buat kamu, Dik.”

“Aku nggak percaya.”

Sang suami mendesah napas berat. “Kamu bilang cincin kamu hilang empat hari lalu. Aku kepikiran terus, Dik. Dan sewaktu aku lewat toko emas pas pulang kerja kemarin. Aku jadi ingin membelikan cincin ini untuk menggantinya.”

Kali ini si istri diam mendengarkan.

“Aku berniat mau memberikan padamu, malam nanti, Dik. Sebagai hadiah ulang tahun pernikahan kita yang ke tiga. Tapi ternyata kamu menemukan lebih dulu ya…” Sang suami mengakhiri cerita.

Kira-kira lima menit dilalui mereka berdua dalam sunyi. Sampai akhirnya sang istri membuka pintu kamar dan keluar dengan mata sembap—jelas sekali bekas air mata. “Jadi benar, nggak ada dusta di antara kita, Mas?”

“Satu-satunya dustaku adalah ketika kuberkata bahwa wajahmu jelek, Dik, ketika marah. Karena sebenarnya wajahmu tetap cantik, tak peduli sedang marah ataupun manja,” ucap sang suami lalu menyematkan cincin baru itu ke jari manis istrinya.

31 Agustus 2016

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun