Mohon tunggu...
Tutut Setyorinie
Tutut Setyorinie Mohon Tunggu... Lainnya - Pegiat Lingkungan

Warga Bekasi. Bermukim dekat TPST Bantar Gebang. Sedang belajar mengurangi sampah dengan 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒐𝒎𝒑𝒐𝒔 dan 𝒅𝒊𝒆𝒕 𝒑𝒍𝒂𝒔𝒕𝒊𝒌. Yuk, bareng!

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

[Bulan Kemerdekaan RTC] Buka Mata, Buka Hati, Buka Telinga

17 Agustus 2016   11:31 Diperbarui: 17 Agustus 2016   11:35 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: http://www.bahasakita.com

Tak terasa sudah hampir seratus tahun bung, kita merdeka.

Tapi sayangnya kita masih menutup mata.

Sibuk dengan urusan pekerjaan yang tak ada habisnya.

Pura-pura buta ketika melihat permasalahan bangsa yang merajalela.

Kemiskinan. Kelaparan. Sempitnya lapangan pekerjaan.

Tak terasa sudah hampir seabad bung, kita merdeka.

Tapi sayangnya kita masih menutup telinga.

Dan sibuk dengan kepentingan yang membuat diri kita berkuasa

Pura-pura tuli ketika mendengar morat-maritnya tingkah remaja—generasi penerus bangsa

Narkoba. Seks bebas. Hingga tawuran antar sekolah.

Tak terasa sudah hampir sepuluh dekade bung, kita merdeka.

Tapi sayangnya kita masih memalingkan wajah.

Lalu sibuk menghitung pundi-pundi rupiah.

Pura-pura tak tahu ketika mendengar bencana alam dan non alam memperondakan nusantara.

Banjir bandang. Ledakan gas. Tanah longsor. Hingga kebakaran hutan.

Tak terasa sudah hampir sekurun bung, kita merdeka.

Sudah saatnya kita membuka mata, hati, dan telinga pada permasalahan bangsa.

Sudah saatnya kita menegakkan wajah dan dan acuh terhadap generasi penerus bangsa.

Dan sudah saatnya kita saling berbagi, peduli, dan membenahi bumi pertiwi.

Agar ketika sang Saka berkibar tepat di satu kurun nanti.

Ia bisa benar-benar merdeka dari persoalan yang mengungkungnya kini.

Di bawah sang saka merah putih, 17 Agustus 2016

Karya ini diikutsertakan dalam rangka mengikuti Event Bulan Kemerdekaan RTC.

logo RTC
logo RTC

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun