Terus bertambahnya jumlah pasien COVID-19 di Swedia tiga minggu terakhir ini tentu menimbulkan kekhawatiran publik, termasuk para Warga Negara Indonesia (WNI) di Swedia.
Berdasarkan data resmi Folkhälsomyndigheten (Badan Kesehatan Masyarakat Swedia) per 11 Maret 2020 pukul 16.00 waktu Stockholm, tercatat 461 pasien COVID-19 di Swedia, dimana 51% dari total pasien itu menetap di Stockholm, ibu kota Swedia.
Dengan kata lain, region Stockholm menempati urutan pertama jumlah pasien COVID-19 terbanyak di Swedia. Selain itu, Folkhälsomyndigheten pun telah mengumumkan perubahan level resiko penularan COVID-19 di Swedia dari tinggi (high risk) menjadi sangat tinggi (very high risk) pada konferensi pers tanggal 10 Maret 2020 pukul 14.00 waktu Stockholm.
Lalu, bagaimana dengan situasi wabah COVID-19 di Republik Latvia mengingat wilayah pelayanan diplomatik Kedutaan Republik Indonesia (KBRI) Stockholm juga mencakup Republik Latvia, sebuah negara Baltik bekas pecahan Uni Sovyet?
Menurut data Coronavirus disease (COVID-2019) situation report-50 yang diterbitkan oleh World Health Organisation (WHO/Badan Kesehatan Dunia) tanggal 10 Maret 2020, terdapat 6 pasien COVID-19 di Republik Latvia.
Melihat perkembangan wabah COVID-19 di Swedia yang sudah membuat publik Swedia, termasuk para WNI di dalamnya, bertanya akan kesigapan berbagai otoritas kesehatan lokal yang terkait dan terlibat pengentasan situasi krisis ini, pihak KBRI Stockholm telah mengeluarkan himbauan resmi terbarunya pada 11 Maret 2020.
Himbauan resmi ini dikeluarkan untuk meminimalkan kekhawatiran para WNI yang menetap di Swedia dan Latvia. Himbauan resmi perdana diterbitkan pada tanggal 3 Maret 2020 saat tingkat resiko masih dalam level tinggi (high risk) dengan pertimbangan semakin tingginya resiko para WNI tertular virus Corona.
Himbauan resmi ini dapat diakses di situs (https://kemlu.go.id/stockholm/id) dan akun Instagram resmi (@indonesianinstockholm) KBRI Stockholm. Bahkan, pihak KBRI Stockholm juga membagikan himbauan tersebut di grup pesan Whatsapp, sebuah layanan pesan via sosial media yang dikelola oleh KBRI Stockholm.
![Sumber: KBRI Stockholm-Swedia, 11 Maret 2020](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/03/12/img-20200311-wa0014-5e692ac1097f36075d79deb4.jpg?t=o&v=770)
Dia menyarankan untuk memilih dan membaca informasi yang akurat dan mengikuti rekomendasi yang dikeluarkan oleh instansi Pemerintah Swedia yang terkait dengan penanganan masalah COVID-19 ini, seperti Folkhälsomyndigheten.
”Jangan panik, tetap waspada, jaga daya tahan tubuh dan ikuti himbauan otoritas kesehatan setempat, dalam hal ini mengacu kepada aturan kesehatan otoritas lokal ya!”, ujarnya saat dihubungi saya via percakapan tertulis ke nomor telepon pribadinya pada 1 Maret 2020.
Pada himbauan resmi terbarunya, KBRI Stockholm menyarankan untuk tidak melakukan perjalanan ke Cina, Iran, Italia dan Korea Selatan. Lalu, jika merasakan gejala sakit, seperti sesak nafas, batuk, demam dan pilek, serta dalam kondisi darurat, sesegera mungkin menghubungi otoritas kesehatan lokal, seperti konsultasi ke Layanan Kesehatan Swedia di nomor telepon 1177, Latvia di nomor telepon 80001234, Puskesmas dan Rumah Sakit.
![Sumber: KBRI Stockholm-Swedia, 11 Maret 2020](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/03/12/img-20200311-wa0015-5e692a43d541df3835171bb2.jpg?t=o&v=770)
Selain itu, KBRI Stockholm juga menyarankan agar para WNI yang menetap di Swedia dan Latvia untuk asertif melapor diri via https://peduliwni.kemlu.go.id/beranda.html.
Hal ini sangat erat kaitannya dengan upaya perlindungan WNI di Luar Negeri. Selanjutnya, KBRI Stockholm menyarankan agar para WNI yang berpergian ke luar wilayah Swedia dan Latvia untuk selalu memantau laman resmi www.safetravel.id dan akun instagram @safetravel.kemenlu.
Text: Tutut Handayani
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI