Apakah Bunda punya teman ibu hamil yang sering mual dan muntah di trimester pertama? Atau Bunda mengalaminya sendiri saat hamil muda? Sedang mencari solusi dan tips yang bermanfaat seputar makanan sehat untuk ibu hamil biar nggak lemas dan kekurangan gizi? Tenang saja, Buna, karena tulisan ini disusun untuk memberikan informasi yang Bunda butuhkan tentang mual dan muntah saat hamil muda.
Jadi begini,
Penulis sendiri belum pernah merasakan hamil, namun sering mendapatkan keluhan dan curhat tentang pasien hamil yang menderita karena mual. Di tengah berita gembira akan kehadiran calon bayi, banyak Bunda yang gelisah sulit tidur, makan tidak enak bahkan takut janin kekurangan nutrisi jika si ibu tidak bisa mengonsumsi makanan dan minuman sebab rasa mual yang intens.
Di apotek atau klinik tempat penulis pernah bekerja, dokter kerap memberikan resep berupa antiemetic (anti mual dan muntah) jika tingkat mual dan muntah dirasa cukup mengganggu aktivitas sehari---hari. Ini bisa dimengerti, karena keluhan yang punya nama lain 'morning sickness' ini bisa saja dirasakan hingga sepanjang hari.
Wajar, Kok
Dilansir dari NHS, morning sickness pada 12 minggu pertama kehamilan ini adalah gejala yang wajar disebabkan perubahan hormon dalam tubuh. Gejala lain yang sering tidak kita sadari jika mengalami morning sickness adalah perubahan selera dan pola makan. Ini juga sedikit menjelaskan mengenai fenomena ngidam.
Yang perlu diwaspadai jika ibu hamil kekurangan cairan akibat muntah dan sulit makan yang berlebihan (hyperemesis gravidarum). Jika mulai terasa lemas, ada baiknya lekas menghubungi dokter spesialis atau ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan yang tepat.
Hubungi Dokter Jika Mengalami Ini Ya, Bunda..
Gejala berikut bukan berarti menandakan adanya penyakit serius, namun penting untuk memperhatikan keluhan tidak biasa agar ibu hamil dan janin tetap sehat dan terhindar dari penyakit yang mungkin berkembang. Berikut keluhan yang dimaksud:
- Jika ibu hamil sangat pusing dan lemah bahkan mudah pingsan saat berdiri.
- Ibu hamil mengalami sakit perut yang berat.
- Berat badan ibu hamil turun secara drastic.
- Urin berwarna lebih gelap dari biasanya.
- Sakit saat kencing disertai darah dalam urin.
- Tidak bisa kencing selama 8 jam atau lebih.
Apa Yang Sebaiknya Ibu Hamil Lakukan Saat Morning Sickness?
Gejala morning sickness yang dialami setiap ibu hamil bisa berbeda-beda. Ini tergantung pada banyak hal, seperti daya tahan tubuh, pola hidup keseharian, tingkat stress, dan faktor lainnya.
Jika cukup bersabar dan aktivitas tetap berjalan lancar, morning sickness akan sembuh sendiri seiring pertumbuhan janin di usia kandungan 14 minggu.
Berbagai penelitian dan fakta menunjukkan dukungan suami baik secara emosi maupun tindakan tentu memberi arti besar. Jika belum cukup, berikut ada beberapa tips untuk membuat Bunda lebih nyaman:
- Coba teknik pengobatan sederhana yang bisa membuat Bunda nyaman. Seperti pijat yang ringan dan santai di sela kesibukan. Atau metode akupresur yang aman dan tepat untuk ibu hamil.
- Mengonsumsi minuman atau makanan yang terbukti meringankan rasa mual, seperti jahe. Lebih baik lagi jika berkonsultasi pada apoteker atau ahli gizi Anda karena akan lebih banyak saran bahan makanan yang tidak hanya membuat mual berkurang namun juga lebih sehat dan aman dikonsumsi saat hamil.
- Minum air sedikit demi sedikit namun sering. Selain menghindarkan ibu hamil dari dehidrasi juga terbukti bisa mengurangi mual dan muntah.
- Mual jika mencium aroma makanan panas? Nah, bisa Bunda coba memakan makanan dingin agar aroma makanan tidak lagi terlalu kuat buat Bunda.
- Mual dan muntah bisa karena makanan yang dikonsumsi mengandung banyak lemak. Untuk solusinya, atur pola makan dengan memperbanyak makanan tinggi karbohidrat dan rendah lemak. Atur porsi lebih sedikit namun dengan frekuensi makan yang lebih sering.
- Jangan langsung makan atau minum yang berat agar perut lebih nyaman. Beberapa saat setelah bangun tidur boleh ngemil biscuit atau roti panggang kering sedikit. Hindari mengawali hari dengan makanan dengan rasa yang terlalu tajam seperti pedas, terlalu asin atau sangat asam.
- Hidung ibu hamil mungkin akan lebih sensitif, ini membuat ibu hamil mudah mual jika terangsang oleh makanan dengan aroma yang tajam seperti durian dan petai. Disarankan hindari dulu makanan atau minuan yang menimbulkan gejala morning sickness sementara ini ya, Bunda.
- Istirahat adalah kunci. Jika daya tahan tubuh ikut melemah saat hamil dan juga agar merasa baikan dari mual, sebaiknya memperbanyak istirahat. Ambil cuti kerja jika memungkinkan. Sebab ternyata mual bisa lebih buruk saat tubuh lelah.
Minum Obat Anti Mual? Emangnya Baik?
Perlu diketahui bahwa rata-rata obat anti mual termasuk obat keras, sehingga sangat disarankan adanya pengawasan serta petunjuk pemakaian oleh dokter. Ini bertujuan agar khasiat yang diperoleh optimal dan dalam dosis yang aman sehingga tidak berakibat buruk pada ibu hamil dan janin.
Terkadang juga dokter memberikan obat dari golongan antihistamin yang biasanya dipakai untuk mengobati alergi namun memiliki fungsi lain sebagai anti mual dan muntah. Tidak masalah selama di bawah petunjuk dokter.
Obat-obatan yang diresepkan kemungkinan diberikan untuk jangka waktu relative singkat (hanya beberapa hari). Kemungkinannya gejala akan sembuh selama masa itu, namun jika gejala tidak berkurang atau timbul gejala penyakit baru sebaiknya menemui kembali dokter Bunda.
Bentuk obat yang diberikan juga sebenarnya bermacam-macam. Ada yang dalam bentuk tablet, sirup, suntikan, juga tablet supo yang dimasukkan melalui dubur.
Semua jenis sediaan ini memiliki manfaat dan tujuannya masing-masing, misanya Bunda yang terlalu lemah menelan sirup atau tablet akan diberikan obat melalui suntikan atau memasukkan tablet supo melalui dubur. Suntikan dan tablet supo rata-rata memberikan efek khasiat yang lebih cepat dari tablet dan sirup karena
Gimana Kalau Masih Mual Juga?
Penulis memahami kekhawatiran Bunda jika terlalu lama mual dan muntah berakibat kurangnya asupan nutrisi bagi Bunda dan janin. Resiko tersebut memang ada. Terkadang kita sudah ke dokter dan melakukan tips sehat namun gejala masih saja ada. Jika hal ini terjadi, masih ada upaya aman dan alami yang bisa dicoba, yakni mengonsumsi suplemen yang baik.
Agar tetap memperoleh khasiat namun tetap aman, penting untuk memperhatikan persyaratan dan perijinan yang dimiliki suplemen tersebut, misalnya lisensi dari Badan POM. Hal ini penting sebab menjadi standar jaminan mutu dan keamanan bagi kita dan janin.
Jangan buru-buru membeli sebelum mengetahui manfaatnya sebagai penguat kandungan sekaligus nutrisi ibu hamil.
Nah, demikian wawasan seputar ibu hamil, semoga bermanfaat dan Bunda sehat selaluu!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H