Sketsa Dunia Kernet Angkot di Pertengahan Tahun 1990

Lingkup. Dunia yang terekam di dalam cerita ini terjadi di pertengahan tahun 1990, mula-mula di antara trayek angkot Abepura ke Kotaraja. Di dalam angkot ini, penumpang duduk menghadap satu arah yang sama, tidak saling berhadapan. 

Jika berangkat dari terminal Pasar Cigombong ke Lingkaran Abepura, jarak tempuhnya hanya sejauh kurang lebih 20 kilometer. Atau sekitar 25 menit perjalanan normal. 

Dunia kernet ini bersumber pada pengalaman langsung seorang bocah SMP. Saat itu, secara tidak direncanakan, karena berteman dengan supirnya, dia menjadi kernet dalam suatu perjalanan. Kernet merupakan pengalaman yang seru, semacam laku pertukaran peran yang mendebarkan dan mengasyikan.

Kemudian, dunia yang teralami langsung ini diperkaya lagi oleh amatan mata dari beberapa kebiasaan kernet di sepanjang perjalanan Abepura ke Kotaraja dan dari Waena ke Abepura.  Ini adalah suatu perjalanan jarak dekat dan berulang-ulang kali dilakukan.

Sketsa Dunia Kernet adalah semacam pelukisan ringkas yang menggambarkan bagaimana hubungan sosial kernet, supir, dan majikan sebagai sebuah hubungan kerja atau yang melampauinya. 

Dalam hubungan semacam ini, kernet dan angkot juga terikat pada semesta sosial yang lebih besar lagi. Semesta yang membuat kehadirannya penting walau di masa tertentu, ia akan hilang seiring zaman yang berubah dan standar yang mengikutinya. 

Angkot di Kota Jayapura yang melayani trayek Entrop ke Polimak | Sumber: sebardunia.blogspot.com

Jadi, bagaimanakah sketsa dunia yang dimaksud itu?

Dunia sehari-hari seorang kernet angkot terikat pada supirnya, yang selanjutnya terikat pada majikan. Dalam hierariki kuasa, tentu saja, kernet posisinya paling rendah. Sebab itu, kernet seringkali berfungsi serbamanfaat di segala macam keadaan. 

Dari mencuci mobil, mengantar nyonya, sampai membantu PR sekolah anak majikan, bisa saja terjadi.