Mohon tunggu...
S Aji
S Aji Mohon Tunggu... Lainnya - Story Collector

- dalam ringkas ingatan, tulisan tumbuh mengabadikan -

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Membaca Patrick Kluivert di Mata Najwa

14 Januari 2025   13:39 Diperbarui: 15 Januari 2025   16:06 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Patrick Kluivert berterima kasih kepada fans sepak bola Indonesia. (CNN Indonesia/ Adi Ibrahim)

Kita bakal menyukai cara Najwa Shihab mewawancarai secara ekslusif Patrick Kluivert. Wawancara yang cukup singkat, berlangsung sekitar 21 menit 45 detik dan sudah tayang di kanal Mata Najwa.  

Najwa Shihab membuat wawancara dalam bahasa Inggris menarik, setidaknya, karena dua alasan. 

Pertama, ia membantu kita mengenali "motivasi kepelatihan" dan konteks dari alasan di balik penunjukan Patrick Kluivert. Dan kedua, ia membuat kita meraba-raba sejauh apa kemampuan Patrick Kluivert mengelola ekspektasi dan tekanan publik. 

Jangan bertanya lagi suasana kebatinan fans timnas Indonesia yang cinta berat pada kinerja orang Korea Selatan bernama Shin Tae-Yong. Bahkan, sepanjang lima tahun terakhir, kita bisa melihat emosi kolektif pendukung timnas sedang berada di salah satu atmosfir terbaik yang pernah ada dalam sejarah sepak bola nasional. 

Di titik inilah, memecat coach Shin adalah keputusan yang mengandung risiko sejak dalam niatan. 

Tapi, Erick Thohir (ET) sekali-kali, bukan politisi garis pada umumnya. Jenis politis yang mudah cemas berlebih dengan defisit popularitas tapi saat bersamaan miskin strategi. 

ET adalah pebisnis atau ia terlatih menyusun rencana dalam kalkulasi risiko, bukan cuma melihat profitabilitas dan target.

Jadi, apa yang penting digarisbahwai dari wawancara Najwa Shibab dengan Patrick Kluivert itu? Sekurang-kurangnya ada enam pokok yang penting dari wawancara ekslusif ini. 

Patrick Kluivert berterima kasih kepada fans sepak bola Indonesia. (CNN Indonesia/ Adi Ibrahim)
Patrick Kluivert berterima kasih kepada fans sepak bola Indonesia. (CNN Indonesia/ Adi Ibrahim)

Pertama, Najwa memeriksa apa yang menjadi motivasi terbesar pelatih yang pernah menjadi bagian dari salah satu generasi emas Ajax Amsterdam di penghujung 1990an ini. 

Patrick Kluivert bilang selain peluang yang cukup besar (dengan 4 pertandingan dan target minimal 7 poin), ada pemain yang berkualitas, dan fanatisme fans di negara sebesar Indonesia sebagai dukungan yang penting. Optimismenya memiliki landasan yang kokoh dan kalkulasi yang mungkin.  

Yang tersirat adalah Patrick Kluivert ingin mengatakan jika dia paham benar sedang berada di dalam arus sejarah yang penting. Ia tak semata merasakan antusiasme yang besar, tapi ingin menjadi bagian yang merealisasi itu: lolos Piala Dunia.  

Kedua, tapi Najwa tidak berhenti pada antusiasme, impian dan kemungkinan. Pertanyannya mundur ke belakang, ke serangkaian pertemuan Patrick Kluivert dan Erick Thohir sebelum keputusan bekerja sama dicapai.  

Najwa Shijab sedang memeriksa lagi urutan peristiwa yang mungkin luput atau belum terungkap. Ingin memeriksa, jangan-jangan ada konteks berbeda yang melatari pemecatan coach Shin. Semacam konteks yang berseberangan dengan penjelasan resmi sang ketua umum federasi. 

Tapi sang pelatih anyar ini tetap bersikukuh jika pemecatan itu tidak dirancang jauh-jauh hari. Ini artinya memang terjadi perkembangan yang memburuk di internal timnas, coach Shin, dan federasi.  

Ketiga, pertanyaan yang mengejar kaitan Patrick Kluivert sebagai Duta Judi Online (di menit 10:15). Ini sesungguhnya bukan pertanyaan yang mudah diajukan ketika kita berhadapan dengan narasumber yang memiliki nama besar, seorang superstar. 

Najwa Shihab bahkan mengaitkan judi itu dengan skandal pengaturan skor di Liga Indonesia. Patrick Kluivert bergeming. Ia tidak menjawab, menegaskan jika isu ini tidak relevan. 

Saya kira, ini adalah momen di mana suasana wacana yang sudah terbangun baik, tiba-tiba seperti mundur. Seolah-olah percakapan di antara penyidik dan tersangka, kaku dan penuh wasangka. 

Lebih penting lagi adalah reaksi Patrick Kluivert yang dingin. Dan tetap fokus pada tugas barunya, kepada masa depan. Bukan pada jebakan narasi skandal. 

Keempat, apa yang menjadi tantangan terbesar melatih timnas Indonesia saat ini? 

Patrick Kluivert bilang tantangan tersebut itu adalah menaikkan level permainan timnas. Dengan modalitas yang sudah ada sejauh ini (yang diwariskan Shin Tae-yong), peningkatan level itu terutama terjadi secara kolektif.

Jadi, secara teknis, kegemarannya kepada sepak bola yang menyerang dan atraktif akan coba diterapkan. Sebagaimana sepak bola Belanda yang dikenal dunia. 

Kelima, Najwa Shihab bertanya tentang tipe kepemimpinan seperti apa seorang Patrick Kluivert.

Sang pelatih bilang jika dirinya adalah tipe pemimpin dengan pikiran terbuka. Dia akan memberika kesempatan semua orang yang menjadi stafnya menjelaskan visinya namun pengambil keputusan tertinggi ada padanya. Termasuk mendengarkan apa yang disukai oleh para pemainnya. 

Dari semua ini, strategi yang spesifik dan relevan dengan modalitas tim disusun. 

Pendek kata, Patrick Kluivert menggambarkan dirinya adalah seseorang yang demokratis di dalam manajerial tim. Doi tidak akan membangun tim menurut tafsir sepihaknya.  

Keenam, bagaimana menemukan keseimbangan di antara pemain naturalisasi dan pemain liga lokal?--redaksi pertanyaan  Najwa Shihab tidak seperti ini, sebenarnya. Ini bahasa dari saya. 

Patrick Kluivert bilang, pemain lokal adalah jantung tim. Tapi, setiap pemain harus menunjukan skil yang tepat, level yang tepat.

Dengan alasan begini, persaingan antara lokal dan naturalisasi, tidak boleh berurusan dengan sentimen nasionalistik yang mendayu-dayu cengeng. Profesionalisme di dalam persaingan tim adalah syarat kuncinya.

Sekarang, apa yang bisa disampaikan lagi dari wawancara itu? Tentu saja adalah mengujicobanya kepada waktu dan kesempatan, sesudah keputusan diambil. 

Patrick Kluivert tahu ia sedang dalam arus yang seperti apa, dengan modalitas macam apa serta impian sejarah yang seambisius apa.

Paling minimal, saya percaya jika Patrick Kluivert dan stafnya mampu membuat timnas Indonesia berkembang melalui identitas yang berbeda dengan periode kepelatihan sebelumnya.

Apakah Indonesia lantas bakal lolos fase ini?

Saya rasa, jawaban terbaiknya, nikmati saja prosesnya.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun