Mohon tunggu...
S Aji
S Aji Mohon Tunggu... Lainnya - Story Collector

- dalam ringkas ingatan, tulisan tumbuh mengabadikan -

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Hari Bagi Kesedihan yang Merajalela

8 Januari 2025   10:03 Diperbarui: 8 Januari 2025   13:42 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

- karena Amato Assagaf (1970-2025)

Ini bakal jadi hari panjang
bagi kesedihan yang merajalela
tapi, aku cuma bisa
merapikan tangis di keramaian.

Bertahun-tahun lama,
nasib melempar diriku
ke titik jauh, pada sebuah pinggir resah
--sangat resah.

Sebuah tempat dimana
negara selalu ingin mengatasi sejarah,
mengacak-menginjak si/apa saja
sementara orang-orang tidak percaya pada kata.

Perahu kayu, sungai hitam,
hutan rawa gambut, rumah panggung
dan jamban terapung adalah
hari-hari dimana keresahan-keresahan
suka menyamarkan dirinya.  

Aku ingin, tapi tidak mungkin, menjadi
riak kecil mengalir di antara mereka,
terhempas, seperti mau pecah
tapi tidak mengering.

Riak tidak pernah benar-
benar senyap, walau
acapkali berpusing-pusing
pada takdir aliran besar.

Sehingga ketika nasib
mengembalikan aku
ke sebuah kota di bawah
lampu menyala sepanjang waktu,

keresahan-keresahan yang mengikuti
telah menjadi bayangan;
memanjang, mengecil,
dan meliuk-liuk dari cahaya.

Ia sedang tumbuh dengan
cara yang tidak (lagi) mudah diakrabi,
sebagai keterasingan, ia menggerayangi
dari dalam.

Kota ini ingin menelanku
--oh nasib. Tak lagi riak, kini
mesti mengumpulkan kemungkinan-
kemungkinan tidak menjadi retak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun