Tak ada fakta yang bisa membantah jika baru di masa rezim Agnelli, Juventus bisa menjadi campione domestik sepanjang tahun 2011-2020. Dan Allegri adalah salah satu aktor kuncinya (jadi, sekali lagi semesta, satukanlah Allegri dengan Man Utd demi memulihkan krisis berkepanjangan warisan Sir Alex Ferguson).
Maka, dari legacy yang demikian jugalah, hanya dengan melewati kepemimpinan Agnelli, Juventus Baru bisa memenuhi takdir historisnya.
Memangnya apa itu Juventus yang Baru?Â
Di kancah domestik, dari 6 laga yang sudah dihadapi, Juventus Baru adalah kolektivitas yang sangat solid. Mereka kuat dan kompak dalam bertahan. 540 menit tanpa kebobolan di laga domestik adalah buktinya. Â
Di dalam soliditas ini, yang sama menariknya, tak ada lagi praktik sepak bola yang penting selamat dari kekalahan. So, sepak bola Juventus baru adalah antitesis dari operan segi delapan ala Allegri.
Dengan kata lain, ciri Juventus Baru adalah kehendak untuk dominan, menyerang, dan menjaga keseimbangan. Buktinya apa?Â
Periksa saja statistik mereka di semua laga, domestik pun internasional, yang sudah berjalan sejauh ini. Kalau masih terlalu ribet, ini statistik kala mereka menghadapi RB Leipzig yang dirangkum situs Who Scored:
Penguasaan bola 55%. Total operan 483, operan sukses 443, persentasi operan sukses 92%. Lebih unggul dari yang diproduksi tuan rumah.Â
Sementara itu sejak menit 59, Juventus bermain dengan 10 orang.Â
Hasilnya, Juventus pulang dengan 3 poin, tanpa menerapkan sepak bola panik-sapu bersih kotak penalti.Â
Ciri baru berikutnya. Skuad musim 2024/2025 dipenuhi usia muda dengan rerata usia skuad adalah 25,8. Bangkotan yang masih tersisa di rezim Motta hanyalah Pinsoglio (34), Danilo (33), dan Perin (31). Sisanya berada di bawah 27 tahun.