Sebelum pagi pertama...Â
Dari dalam KRL yang melaju, sisa hujan itu berserak di sepanjang perjalanan dari Tugu hingga Solo Balapan. Langit juga masih terlihat mendung di beberapa bagian. Hari sudah sore, sebentar lagi akan magrib.
Tiga orang kawan yang baru tiba di Jakarta sudah menunggu di sebuah warung kaki lima yang terletak persis di depan Pasar Ayu. Saya bergabung, lantas dengan gocar, kami menuju hotel yang terletak di jalan Slamet Riyadi.
Panitia memberi kamar di lantai 9, saya cepat-cepat memasuki lift. Gerah yang tadi ganti berubah lengket di sekujur badan. Berendam air hangat barang sebentar mungkin boleh mengembalikan kesegaran.
Tak lama kemudian, sesudah bersih-bersih, kami berkumpul untuk makan malam di Galabo Kuliner. Beberapa kawan dari Yogya, yang pernah kerja bareng di Sumatera Selatan, ternyata hadir pula di sini.Â
Jadi, kita makan sembari membicarakan yang sudah terjadi, mengulik ingatan yang masih tersisa, dan bertanya kabar dari orang-orang yang tidak ada di sini.Â
Malam pertama di Surakarta, saya tertidur dengan nyenyak.
Kamis, pada pagi pertama...
Saya bergegas untuk sebuah rencana sederhana. Pagi ini adalah saatnya melakukan orientasi medan atau mengalami ruang yang bernama Surakarta dalam skala kecilnya.