Mohon tunggu...
S Aji
S Aji Mohon Tunggu... Lainnya - Story Collector

- dalam ringkas ingatan, tulisan tumbuh mengabadikan -

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kegembiraan Kecil di Akhir Pekan Bagi Pekerja yang Tinggal di Lantai II Kantornya

1 September 2024   14:45 Diperbarui: 1 September 2024   15:01 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi | Foto: S Aji

06.00. Dibangunkan oleh telpon seorang bocah yang sudah mandi dan bertanya, "Ayah, masih ngantuk? Tadi malam bobok jam berapa?". 

Vcall sebentar.

Semua sehat adanya. Melewati malam dengan tidur yang nyenyak. Tak lama berselang, ibunya menyiapkan sarapan. Mengirim gambarnya. Mereka makan dengan hati yang bersemangat. 

Sesudah semua ritus sesudah bangun pagi dilakukan, terus meniti tangga ke lantai bawah. 

Melihat ruangan rapat yang sehari-hari penuh dengan staf yayasan, kini lengang. Hari ini Minggu, tidak semua orang bisa diam di rumah dan menghabiskan waktu dengan bermalas-malasan.

Pergi ke dapur, merapikan piring bersih yang sudah kering ke tempatnya. Lantas mencuci beberapa gelas yang sedari malam belum dibereskan. Ada wajan bekas menggoreng tempe dan cobek dengan sisa-sisa sambal juga. 

Dapur yang bersih seperti halnya kamar yang rapi. Stimulan yang positif ketika memulai pagi, termasuk saat libur.

Ke ruang tengah, mengambil cangkir keramik putih. Sembari menjarang air, mengisi setengah sendok teh kopi hitam dan sedikit kental manis. Rasanya terlalu asam jika tidak dicampur seperti ini. 

Tak lama air mendidih memenuhi isi cangkir--harum dan memicu rasa ingin. 

Saatnya ke meja rapat, menghidupkan laptop dan membiarkan aroma kopi memenuhi udara. Tidak boleh ada gorengan sepagi ini. Peringatan ini bergema di kepala, sudah hampir sebulan terakhir. 

Membuka Google Chrome, masuk ke laman Youtube. Mendengarkan tembang rock 90-an mungkin baik. Tapi laman muka Youtube disesaki kabar dari giornata ke-3 Serie A.

Seorang kawan, yang juga penghuni sehari-hari di sini, baru pulang bermain badminton. Dia pergi sejak tadi malam, sesudah magrib. Cengengesan. "Masak apa kita hari ini?"

Seperti hari kemarin, sebagaimana di hari kerja, kita akan patungan. Membeli sayur, lauk, memasak lalu makan bersama-sama.  

Tiba-tiba ingin kanal Vidio, melihat mini match liga Inggris tadi malam. 

Arsenal hampir saja tumbang, Man City masih tak kehilangan cirinya: dominan dan buas. Tapi big match sesungguhnya baru terjadi malam nanti: Man Utd vs. Liverpool--sepertinya akan begadang demi yang ini.

Kembali ke Youtube. Memeriksa update dari Serie A. Apa kabar Napoli di era Conte? Adakah Milan membaik?

Andai kiper Suzuki tak melakukan aksi bodoh yang berujung kartu merah, Napoli mungkin bakal nelangsa di hadapan Parma, yang pekan kemarin melumat Milan. 

Saat yang sama, Lukaku berhasil membuktikan alasan Conte memaksanya pindah dari Roma dan tak memasukan Oshimen kedalam skuad. Lukaku bikin gol di debutnya. 

Lazio vs. Milan. Berakhir imbang 2:2. Apakah Fonseca masih masuk akal, sekalipun dibela oleh Arrigo Sacchi? 

Akan lebih baik memastikan situasi paska-laga dengan membaca kabar di situs Footbaall Italia. Ternyata, pelatih yang senegara dengan Rafael Leao itu masih mengeluhkan sebab yang sama. 

"Saya pikir kami menjalani babak pertama dengan baik karena kami mengontrol bola. Babak kedua benar-benar berbeda. Kami mengizinkan Lazio bermain karena kami sendiri berhenti berusaha."

Baru tiga pekan, Milan sudah kehabisan semangat? 

Ah, terlalu dini membicarakan nasib mereka. Tapi, mereka memang masih jauh dari bakal calon juara.

Lantas, seperti apa reaksi netizen di X?

#FonsecaOut muncul di daftar trending topic. Seperti Juventus di musim Allegri, selama dua tahun terakhir, hihihi--rasakan. 

Akhir pekan selalu membuat sosial media menjadi etalase dari campur aduk perasaan fans sepak bola. 

"Masak apa hari ini?" bertanya lagi kawan yang baru pulang pagi tadi. 

"Terserah, kayak kemarin juga tak mengapa."

Kemarin kita makan tempe dan ikan goreng, sambal, nasi putih dan rempeyek yang dibawa dari Subang. Sudah nikmat sekali, rasanya. Sudah cukup. 

Tidakkah di hadapan hati yang gembira, makanan sederhana adalah sumber kegembiraan yang mahal? Dan ini membuat kita tidak menuntut lebih dari yang dipromosikan food blogger. 

Kriing. Kriing. Dari manager, ada apa sepagi ini?  

"Saya baru kirim dokumen tentang rencana implementasi program yang kemarin dibahas di Jakarta, kamu dipelajari. Kasih tahu catatanmu seperti apa."

Kembali ke Youtube terus mendengarkan Big Yellow Taxi, rasa-rasanya, bisa memecah kemalasan.

Don't it always seem to go
That you don't know what you got 'til it's gone?
They paved paradise and put up a parking lot 

Ooh, bop-bop-bop
Ooh, bop-bop-bop (na-na-na-na-na)
 

...  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun