Mohon tunggu...
S Aji
S Aji Mohon Tunggu... Lainnya - Story Collector

- dalam ringkas ingatan, tulisan tumbuh mengabadikan -

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Pemecatan Allegri adalah Sejenis Skandal

18 Mei 2024   10:03 Diperbarui: 18 Mei 2024   12:03 333
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mister Massimiliano Allegri bukanlah semacam antiklimaks proyek dalam sejarah Juventus, apalagi terhadap sejarah karirnya. Ada yang lebih mencemaskan dari kisah pemecatannya yang dramatik.

Dia baru saja dipecat manajemen klub sesudah mengunci gelar juara Coppa Italia di Olimpico, Roma, pada 15 Mei. Sedang di papan klasmen, Juventus tengah berada di peringkat keempat dan masih harus berjuang menang agar tidak terlempar dari kasta Liga Champion. 

Sebagaimana ramai diberitakan, proyek Allegri diakhiri petinggi klub dengan justifikasi yang normatif, etis. 

"Pemecatan dilakukan menyusul perilaku tertentu selama dan setelah final Coppa Italia yang dianggap klub tidak sesuai dengan nilai-nilai Juventus, dan perilaku yang seharusnya dilakukan oleh mereka yang mewakilinya," demikian pernyataan klub mengutip berita di Kompas.com.

Bagi saya, pemecatan ini terasa sarat akumulasi kekesalan petinggi walau tentu saja klub tidak bakalan mengatakan itu. 

Dengan menjadikan perilakunya yang agresif di sebuah rentang waktu yang pendek sebagai dalih lo-gue end!, maka cara berpikir petinggi klub hanyalah sejenis ketidak-etisan yang lain. Semacam aksi: buruk muka cermin dibelah.

Terutama jika keputusan yang semestinya dilakukan sejak awal musim diperhadapkan dengan catatan rekor yang diwariskan Allegri  yang karena itu membuat marwah klub dengan umur 127 tahun ini tetap menjadi raksasa di Italia dalam 15 tahun terakhir. 

Warisan Rekor. Di sepanjang sejarah Coppa Italia, misalnya. Max Allegri adalah pelatih tersukses. Orang ini telah menjuarai ajang ini sebanyak 5 kali, paling banyak dan semuanya ketika bersama Juventus. 

Tentu saja pencapaian paling prestisius darinya adalah pada periode pertamanya di Juventus (musim 2014-2019). 

Menjalani pengharapan sebagai suksesor Antonio Conte, dicemooh fans di permulaan musim, ia berhasil melampaui kisah dominasi Old Lady yang sudah diletakkan. Allegri memberikan 5 gelar juara Seria A beruntun. Ketidaksempurnaannya karena dua final liga Champions yang gagal. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun