Semasa mudanya, ia cukup berprestasi sebagai seorang olahragawan. Sejak umur 12 tahun, dia telah menjadi kapten di tim sekolahnya, Cheam School. Ketika bersekolah di Eton College, ia menjuarai House Cup di tahun 1861.Â
Jayanta Oinam dalam artikelnya yang berjudul Why Arthur Kinnaird was football’s first ‘superstar’, menceritakan jika sosok ini juga bermain tenis saat berada di Trinity College, Cambridge, selain menjadi juara kano. Di Universitas Cambridge, ia menjadi juara renang.
Lantas, ketika bermain sepak bola di level senior, Arthur Fitgerald menciptakan rekor sebagai satu-satunya yang berhasil bermain di 9 final FA Cup. Dia berhasil memenangkan 5 kali final dengan dua klub berbeda, yaitu Wanderers (3 kali) dan Old Etonians (2 kali), yang terjadi di antara tahun 1873-1883.
Rekor tersebut baru pecah sesudah 128 tahun kemudian. Persisnya di tahun 2010, oleh pesepak bola yang berposisi sebagai bek kiri, Ashley Cole. Cole memenangkan 2 kali lebih banyak dari Arthur, di mana 3 kali dimenangkan bersama Arsenal dan 4 kali ketika membela Chelsea.
Rekor Kinnaird bukan itu saja. Jayanta juga bilang jika sang bankir ini adalah pembuat gol bunuh diri pertama dalam sejarah sepak bola. Kejadian ini terjadi pada final Piala FA 1877 saat ia menjadi penjaga gawang Wanderers di Kennington Oval, London--Arthur Fitzgerald memang dikenal bisa bermain hampir di semua posisi.
Di antara banyak capaiannya itu, satu hal penting lainnya yang membuatnya dihormati adalah kepepimpinannya di Football Association (FA). Di masanya, ia mendorong sepak bola Inggris bergerak ke arah profesional dari posisinya yang amatir, dimainkan di lapangan berlumpur dengan segelintir penonton.Â
Lord Arthur Fitzgerald Kinnaird memimpin FA selama 33 tahun, dari tahun 1890-1923. Beberapa capaian ini membuatnya disebut-sebut sebagai superstar pertama sepak bola dunia.
Apa yang ditorehkan sang Lord dalam sejarah sepak bola Britania tentulah berkelindan dengan kehadiran sosok-sosok yang juga memiliki peran penting. Setidaknya, ada dua nama yang penting diketahui. Keduanya adalah wakil dari kelas pekerja (working class) yang memahami sepak bola lebih dari sekadar kesenangan dalam bermain.
Dua nama itu adalah Fergus Suter dan Jimmy Love, dua orang sahabat. Keduanya datang dari Skontlandia. Fergus Suter bekerja sebagai tukang batu, berkumis tebal, dan berperawakan pendek. Situs Football Makes History mengatakan jika pria ini lahir di Glasgow pada 1857. Adapun Jimmy Love tidak memiliki jalan karier secemerlang koleganya.Â
Fergus Suter dan Jimmy Love mula-mula didatangkan oleh Darwen FC, sebuah klub sepak bola dekat Blackburn yang diisi oleh para pekerja di pabrik kapas, dari Patrick FC di tahun 1878 dengan cara dibayar.Â