Dan, apa yang menjadi obyek sengketa teoritik kedua aliran berpikir itu mencerminkan dinamika di dalam sistem kapitalisme global bagi World System Theory. Serta ketiganya diproduksi oleh kelompok intelektual di Barat dan disebarluaskan ke negeri-negeri yang jauh seperti Dunia Ketiga.
Peter L. Berger, dalam kritiknya yang berusaha melampaui dua kutub tersebut, mengingatkan akan dua jenis mitos yang hidup di dalam narasi pembangunan. Yaitu, mitos pertumbuhan dan mitos revolusi.Â
Dalam bukunya yang berjudul Pyramids of Sacrifice: Political Ethics and Social Change (1974), sosiolog yang dikenal sebagai salah satu teoritikus peletak dasar sosiologi pengetahuan mengatakan:
Mitos pertumbuhan harus dilihat dalam kerangka yang lebih luas, dari mitologi modernitas. Suatu konsep kunci dalam hal ini adalah konsep "kemajuan". Semua peristiwa manusiawi bergerak dalam waktu ke arah meningkat dan maju (upward and forward). Jadi sejarah, khususnya sejarah dari suatu masyarakat, mempunyai tujuan di masa depan yang dibayangkan sebagai puncak atau serangkaian puncak-puncak.
Mitos kemajuan memiliki rekan seperjuangan yang sering sekali kita dengar. Rekan itu, kata Peter Berger, (saya kutipkan dalam kalimat panjang) adalah:
Penguasaan teknokratis dan produktivitas. Penjamin utama buat gerakan ke arah tujuan mistis itu adalah kemampuan manusia untuk terus meningkatkan penguasaannya terhadap, baik lingkungan alam maupun lingkungan masyarakat. Kemampuan ini, yang diperoleh dari ilmu pengetahuan dan teknologi modern, terutama dinyatakan dalan produktivitas ala Promotheus yang dihasilkan oleh industri modern.
Dalam konteks mitologis ini, konsep murni tentang pertumbuhan ekonomi membawa beban yang penuh dengan harapan yang menyelamatkan. Sejalan dengan berkembangnya kekuatan raksasa dari produksi teknologi modern, maka semakin meningkat pula harapan akan sebuah dunia baru untuk penyempurnaan manusia.
Mitos pertumbuhan dan memang keseluruhan mitologi modernitas diperoleh dari tradisi mesianisme yang khas Barat. Pada akhirnya ia merupakan suatu penduniawian eskatologis dalam Injil.Â
Mempunyai peranan utama dalam semua perubahan besar dalam sejarah Barat modern, mitos pertumbuhan itu tetap berperan sebagai unsur yang amat penting dalam pandangan dunia semua masyarakat yang maju (dengan pengaruh yang sangat dahsyat di Amerika).
Tidakkah apa yang dilukiskan Berger hampir setengah abad yang lalu itu kini, di hari-hari menuju pemilihan umum, bergema lagi dalam pidato-pidato dengan kalimat yang berulang saja? Para politisi yang berkompetisi merebut puncak kekuasaan itu memang tidak sebatas menawarkan janji, mereka adalah pemelihara mitos yang ulung.
Sebagaimana kita bisa melihat bagaimana ambisi akan kemajuan (sebagai negara industri dan bukan penghasil bahan mentah belaka) masih dikerjakan dengan cara menggusur dan merampas ruang hidup jelata.Â