Aparatur negeri pinggiran yang bukan saja tidak menguasai kotanya sendiri. Namun juga, golongan yang tidak memahami bagaimana bertempur.Â
Maka kali ini, kelompok Tyler bersama perempuan cantik yang lihai menembak dihadapkan dengan sekelompok mafia asal Georgia yang setara dengan mereka.Â
Sejatinya Nagazi memiliki semua yang dimiliki Tyler Rake, dkk kecuali keberpihakan Joe Russo, si penulis cerita.Â
Karena kesetaraan kekuatan ini, yang secara simbolik terlihat dari perpindahan medan tempur (Dhaka ke Vienna), sudah seharusnya kita menikmati pertempuran militer yang sama memakan korban. Dan, Joe Russo tetap waspada terhadap keniscayaan ini.Â
Maka, dalam satu pengepungan, Yaz Khan menjadi korban sesudah serangkaian usaha meloloskan diri.
Sesudah kematian Yaz, kedatangan Mia yang mengembalikan Tyler pada rasa bersalahnya--manakala ia memilih pergi bertempur ketimbang menemani anak lelaki semata wayangnya yang sedang berjuang melawan kanker-- serta panggilan telpon Zurab, Extraction 2 kini mendekati akhir.Â
Tanpa banyak kesulitan berarti, lelaki yang tidak terluka segaris saja oleh sebutir peluru dalam pertempuran di kereta api ini, mengakhiri niat Zurab dan Nagazi membalas dendam.Â
Sebagai pemimpin kelompok mafia yang sangat ditakuti dan membuat berang Amerika, cara sang antagonis dieksekusi terlihat amatir, kalau bukan pertunjukan yang konyol. Tidakkah pilihan menutup kisah yang semacam ini justru memberi pesan yang kontradiktif.
Ia membuat identitas Zurab yang dingin dan bengis sejak awal film dimulai seketika terkesan sebagai omong kosong.
Atau dengan kalimat yang lain. Bahwa akhir yang seperti itu atau kemenangan yang terlalu mudah bagi kelompok Tyler Rake menggambarkan secara umum adegan baku tembak yang terasa datar.Â
Jangankan mendekati kualitas seni bertempur jarak dekat John Wick. Bahkan dengan Extraction edisi perdana, dia tidak cukup menjaga level.Â