Mohon tunggu...
S Aji
S Aji Mohon Tunggu... Lainnya - Story Collector

- dalam ringkas ingatan, tulisan tumbuh mengabadikan -

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

"The Mother", di Antara Jennifer Lopez dan Aksi Ibu Pejuang Tangguh

16 Mei 2023   18:05 Diperbarui: 17 Mei 2023   15:52 675
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Catatan Sekadarnya. Seorang ibu atau perempuan yang memiliki latar belakang pasukan elite dengan peran sebagai penembak runduk adalah pribadi yang tidak saja terlatih membunuh, namun ia memiliki kemampuan survive di atas rata-rata. Apalagi ketika dihadapkan dengan alasan satu-satunya yang membuat dia terus hidup: anak. Walau begitu, tanpa mesti menjadi bagian dari satuan elite, seorang ibu (semestinya) adalah jiwa yang melindungi dan mampu melakukan apa saja demi anak-anaknya.

Cerita The Mother hanya penegasan dari ibu yang seperti itu. Sedikit bumbu action membuatnya berusaha menawarkan dimensi yang berbeda. Apakah pilihan ini, dengan menjadikan penyanyi yang akrab disapa J-Lo ini sebagai subyek utamanya berhasil menuai decak kagum?

Di sebuah video pendek yang bisa ditemukan di akun Netflix di Youtube, aktris kelahiran 24 Juli 1969 ini terlihat berlatih cukup keras untuk bermain sebagai subyek utama dalam "The Mother". Ia terlihat bersungguh-sungguh melatih diri sebagai seorang sniper dan menguasai seni bertarung jarak dekat, terlebih dengan menggunakan pisau--hal yang baru kali ini dilakukannya.

Walau lebih dikenal sebagai aktris untuk film berjenis drama romatis atau komedi, tentu saja ini bukan film pertamanya yang melibatkan penggunaan senjata. Namun di film yang satu ini, usahanya cukup berhasil. 

Boleh dikata, The Mother adalah pertunjukan J-Lo sebagai karakter yang yang berseberangan dari sosok perempuan yang rapuh, patuh, tabah dengan tanpa kehilangan sisinya yang sensual dan lembut.

Masalahnya, The Mother terlalu cepat mencapai ending atau tidak terlalu sabar menjaga detail-detail penting. Misalnya, dalam perburuannya di Havana, Kuba, J-Lo dan rekannya yang seorang petugas FBI itu, begitu gampang meringkus gerombolan sindikat. 

Latar belakangnya sebagai "orang dalam" yang mengesankan bahwa dia memahami lokasi dari target beserta sumberdaya yang dimiliki mereka tidak lantas membuat seorang sniper bisa leluasa menghabisi. Setidaknya jika kita mengacu pada kisah Bob Lee Swagger, yang seriesnya juga tayang di Netflix, kita bisa mengetahui bagaimana seorang penembak runduk bekerja. 

Ia membutuhkan banyak sekali perhitungan, sudut pandang, dan analisis lokasi yang tidak serta merta. 

Sama halnya ketika sang ibu memilih opsi melatih Zoe dalam menggunakan senapan dan menghilangkan sisinya yang lembut sebagai bagian yang harus dimiliki agar bisa bertahan melewati peperangan. Ia bahkan bilang kepada anaknya, tidak ada makananmu yang tak berasal dari kekerasan.

Zoe, anak yang baru berusia 12 tahun itu tidak butub waktu lama agar bisa menembak dengan tepat sasaran, sesuatu yang belum tentu bisa dilakukan seorang tentara yang baru lulus pendidikan, misalnya. Satu-satunya yang membuat kita sedikit tersenyum karena melatih bertahan hidup ala militer adalah sedikit cara mengeluarkan Zoe dari didikan kelas menengah yang nyaman dan membosankan. Dan, ini sekaligus merupakan bentuk cinta terbaik yang bisa diberikan sang ibu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun