Mohon tunggu...
S Aji
S Aji Mohon Tunggu... Lainnya - Story Collector

- dalam ringkas ingatan, tulisan tumbuh mengabadikan -

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Di Hadapan Sang Mentor, Pasukan Arteta Kembali Menjadi "Arsenol"

27 April 2023   13:20 Diperbarui: 28 April 2023   08:49 456
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
De Bruyne mencetak dua gol dan membawa Man City menang 4-1 di laga melawan Arsenal di Etihad Stadium. (Foto: OLI SCARFF/AFP) via Kompas.com

Mari kita mulai percakapan ini dengan melihat peringkat di papan klasmen Premier League.

Pasukan Arteta memang masih bertahta di puncak dengan total poin 75. Hasil ini diperoleh dari 33 laga dengan 23 kemenangan, 6 kali imbang dan 4 kali kekalahan. Hanya berselisih 2 poin dari Man City (73) yang baru memainkan 31 laga. Haaland, dkk memiliki jumlah kemenangan yang sama dengan milik Bukayo Saka, dkk. Man City bahkan lebih baik karena hanya memiliki 4 kali hasil imbang.

Klub berjuluk "The Gunners" yang digadang-gadang tengah menjemput kebangkitan paska-Wenger ini seolah-olah kehabisan bensin. Sebelum bertemu tim asuhan sang mentor, Pep Guardiola, Arsenal sejatinya menampilkan tren yang menurun, sekurangnya terlihat stagnan. 

Bagaimana stagnasi ini bisa diverifikasi?

Sesudah menang besar melawan Crystal Palace dan Leeds dengan skor 4:1, mereka hanya berhasil imbang melawan Liverpool yang tengah angin-anginan, berikut terhadap West Ham dan Southampton. April menjadi bulan yang "anomali" bagi klub yang pernah meraih status "The Invicibles" ini.

Anomali April karena sebelumnya Arsenal tidak pernah mencapai hasil imbang berturut-turut tiga laga dalam sebulan. Mereka gagal melewati musim surutnya. 

Sedangkan dari sudut pandang The Citizens, keberhasilan meremuk Arsenal dengan skor mencolok $:! (maaf, Anda harus melihat keyboard untuk mengungkap sandi di atas, hihihi), adalah torehan April yang maksimal. Hasil ini mengulang kemenangan 1:3 pada pertemuan pertama di Emirates, 15 Februari silam.

Bulan ini City memiliki jadwal yang tidak mudah, tak sekadar padat. 

Haaland, dkk harus meladeni Bayern Munich di liga Champions dan menghadapi Sheffield United di semifinal FA Cup. Masih ada laga melawan Fulham di tanggal 30, namun rasanya jadwal bulan ini akan dilewati dengan mulus. Ini juga berarti pasukan Guardiola masih merawat asa meraih treble.

Catatan Seputar Pertandingan. Dengan melihat dari layar kaca, kita segera tahu bahwa Arteta masih belum menemukan anti-Pep yang efektif. Menggunakan formasi 3-2-4-1, City memang berkehendak mengendalikan lapangan tengah. Opsi ini bukan saja berhasil, lebih dari itu, mereka bermain lebih rapi dan nyaris tanpa kesalahan. 

Setiap lini bekerja dengan seimbang, disiplin dan tak menyisakan ruang yang bisa dieksploitasi oleh kecepatan dua sayap, Bukayo Saka maupun Gabriel Martinelli. Termasuk mengunci kreativitas Martin Odegaard di tengah. Sebaliknya, Gundogan, Rodri dan Bruyne bermain taktis di tengah. Bruyne bahkan membuat 2 gol dan 1 asis. 

Seluruh starting eleven City menerapkan game plan yang memaksa Arsenal lebih banyak bertarung dalam penguasaan bola ketimbang menciptakan ancaman. Kita tak melihat aliran bola yang menusuk di celah-celah sempit disertai pergerakan lincah di kiri dan kanan pertahanan City. 

Hasil di Etihad (akan) mengenaskan jika pasukan Arteta yang gemilang dipaksa kembali menjadi Arsenol. Mereka tak pernah menang melawan taktik Pep di musim ini.

Hasil di subuh yang mengenaskan bagi Arsenal adalah pencapaian lanjutan bagi Erling Haaland. 

Anak muda 22 tahun asal Norwegia ini menambahkan koleksi golnya menjadi 33 untuk satu musim. Torehan ini mengalahkan sukses 32 gol Moh. Salah di musim 2017/2018. Ingatlah bahwa Haaland masih berpeluang melaju karena City memiliki 7 pertandingan liga.

Sisa-sisa Hari Sebelum Juara. Tentu saja, pasukan Pep akan mengalami hari-hari yang lebih melelahkan dibanding Arsenal yang tinggal menyisakan 5 jadwal di Premier League. Sedangkan Haaland,dkk masih harus meladeni sang Raja Eropa, Real Madrid di semifinal Champions dan Man United di final FA Cup pada akhir musim. 

Di sisa jadwal liga, mereka hanya meladeni tiga klub penghuni sepuluh besar klasmen: Brighton, Brentford dan Fulham. Sisanya adalah menghadapi deretan petarung zona degradasi, serupa Leeds, Everton, atau West Ham. Dan, meladeni klub paling absurd musim ini: Chelsea. Chelsea bersama Lampard-ball yang sia-sia.

Karena itu, sekali lagi, kejeniusan Pep Guardiola kembali diuji melewati jadwal yang padat lagi berat.

Sementara bagi Arteta, dengan lima jadwal yang juga tidak mudah, hanya punya satu misi saja. Yaitu sapu bersih kemenangan, tak ada tawar menawar. 

Mereka bisa memulai ini dengan menyempurnakan absurditas Chelsea. Andaipun nanti "The Blues" bersepakat dengan Mauricio Pochettino sebagai pelatih baru, kualifikasi mereka medioker of the year rasa-rasanya tidak akan berubah.

Di luar ini, Newcastle dan Brighton tentu tak bisa dipandang enteng. Di musim ini, Arsenal hanya bisa imbang dengan bekas klub Alan Shearer. Sedangkan dengan anak asuhan De Zerbi, Arsenal bisa menang di Premier League namun keok di ajang Piala Liga.

Singkat kata-kata, bukan rahasia yang harus dipertahankan kedua tim ini adalah konsistensi. Celakanya, aspek ini malah meredup dari Arsenal sepanjang April.

Dari pada itu semua, kita tunggu saja bagaimana liga paling kompetitif di muka bumi ini berjalan hingga akhir musim. Di tengah absurditas Chelsea dan "kutukan Conte terhadap Spurs", apakah Guardiola berhasil meraih treble atau kehilangan semuanya. 

Yang sudah jelas sejauh ini, si mentor berhasil membuat taktik Arteta kembali ke titik nol. Walau begitu, mereka tetap bukan Panadol.   

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun