Di "Open BO" yang tayang di Vidio, kita melihat dunia manusia yang dibentuk dari tiga poros: kekuasaan politik yang dingin, ibu tunggal yang bertahan hidup sebagai pekerja seks kelas atas, serta seorang penulis yang berusaha keras agar tetap meneruskan hidup.Â
Ibu tunggal itu membesarkan seorang remaja perempuan dengan gairah yang tengah meluap-luap akan (sedikit) keliaran. Pikirannya adalah tipe yang akan menggugat apa saja yang janggal di matanya. Ibu muda itu diperankan Wulan Guritno, sebagai Ambar atau Mawar. Sebagai pekerja seks papan atas yang bertarif mahal, kemiskinan materi bukanlah pusat pergulatannya.Â
Sekurang-kurangnya Ambar bermukim dalam rumah yang cukup mewah warisan mendiang suaminya. Ia bisa mengongkosi seorang bibi yang mengurusi, mengendarai sebuah mobil dan membiayai sekolah remaja SMA yang menggunakan Macbook.
Sementara di kutub sebelah, hidup pasangan kaya raya tanpa anak dengan warisan kekuasaan politik yang sedang berada di musim pemilu. Suaminya, Taufan Abimanyu, yang sehari-hari merupakan politisi muda (diperankan Ariyo Wahab) nekad bermain asmara dengan Ambar. Politisi dengan pikiran berselingkuh yang terlalu mudah dibaca oleh sang istri; figur sesungguhnya dari penerus kuasa keluarga.Â
Si politisi sedang ditantang bertahan melewati siklus elektoral. Maka, sang istri--jauh melampaui sekadar cemburu dan sakit hati--berusaha sekeras mungkin membersihkan semua borok yang berpotensi menjadi sandungan. Entah berupa skandal seks atau korupsi infratsruktur. Maka itu, menghalalkan segala cara adalah opsi yang niscaya--femme fatale?Â
Kemudian, di antara dua kutub asimetris ini, terhubung hidup seorang penulis novel yang dikesankan culun. Si Jaka yang diperankan Winky Wiryawan. Â
Jaka tengah berjuang sebagai seorang penulis yang bekerja keras agar tidak tumbang di tengah penerbitan yang dipimpin seorang bos dengan pikiran sarat sensasi seksual. Pikiran inilah yang mendukung ide cerita berjudul "Open BO" untuk digarap Jaka.Â
Jaka hidup serumah dengan sobatnya, Soleh, seorang karyawan di gerai fast-food dengan gaya hidup malam yang tersambung dengan dunia wanita panggilan. Keduanya tinggal di sebuah kontrakan kecil. Dan nyaris tak terlihat memiliki masalah dengan hari ini akan makan apa.Â
Soleh tak memiliki masalah yang ditanggungnya dari kampung halaman, semisal membayar hutang bapak yang keburu mati. Adapun pemuda Jaka, satu-satunya masalah dengan uang adalah karena alasan operasional untuk meriset dunia Open BO, dia mesti berutang pada rentenir.Â
Jadi, manakala ketiga dunia ini bertemu dalam konflik yang dipicu hubungan asmara Ambar dan Taufan Abimanyu, kita tidak sedang melihat bagaimana aliansi yang jelata berhadapan dengan yang kaya. Ketegangan di antara ketiganya adalah pergulatan kelas menengah di tengah ambisi akan karir dan kebahagiaan.Â
Kesimpulan di atas mungkin terlalu menyibukkan diri untuk series yang disebut bergenre drama komedi. Tapi.. Â
Masalahnya adalah karena ia menjadi figur seorang ibu tunggal sebagai subyek utama, dengan seorang remaja putri yang tengah gandrung akan semua yang liar.Â
Drama di antara ibu dan anak perempuan, terutama yang berkaitan dengan gugatan sang anak terhadap pekerjaan sesungguhnya dari si ibu, adalah salah satunya. Namun ketegangannya tidak cukup melukiskan kedalaman pergulatan Ambar terhadap kompleksitas konflik moral dan sosial di dalam dirinya.Â
Ambar yang cantik dan terawat jelas jauh dari gambaran perempuan yang baru keluar dari penjara, misalnya. Kemudian mesti berjuang keras agar diterima lagi di masyarakat. Sebagaimana cerita "Dapur Napi", mini seri yang juga diproduksi Vidio. Ambar sebagai ibu tunggal juga tidak diterpa serentetan prahara yang mengancam daya hidupnya.
Ambar belum benar-benar terlihat mempertaruhkan hidupnya.
Sama halnya dengan keluarga kaya yang suaminya sedang tenar sebagai politisi muda. Kita memang melihat kehadiran seorang istri yang sangat berkuasa, terlebih sejak mengetahui dirinya dikhianati.Â
Atau adanya seorang blogger yang menginvestigasi kasus-kasus pelecehan seksual yang mengikuti track record Taufan Abimanyu, kita seperti melihat "senjata" yang bisa dipakai Ambar, dkk untuk melawan balik.
Tapi, kita belum melihat krisis yang sedang menggerogoti dengan level yang mencemaskan dan makin permanen.Â
Kita baru diperlihatkan justifikasi sosial-politik standar yang membuat si istri menjadi beringas. Namun itu belum cukup menunjukan bagaimana kekuasaan bekerja seperti iblis di tangan perempuan.Â
Ditambah dengan latar konflik kelas menengah yang nyaris tanpa problem kelaparan harian, bersimpati kepada nasib Ambar terasa kurang jreng.Â
Sedang dunia Jaka (atau Soleh yang ndeso namun memiliki ban hitam di dunia malam) barulah pelengkap dari kebetulan yang menguntungkan. Mula-mula hadir sebagai "obyek pelarian", melukiskan kenyamanan yang diam-diam tumbuh di antara Ambar dan Jaka sesungguhnya adalah konsekuensi yang standar belaka, mudah ditebak sebagaimana galibnya sinetron.
Transformasi Konflik? Di episode kelima, seseorang mantan dari masa lalu Jaka diceritakan datang sesudah gagal berbahagia dengan selingkuhannya; alasan yang membuatnya meninggalkan Jaka. Sementara bosnya di penertiban menugaskan seorang asisten yang membantunya menyelesaikan naskan "Open BO".
Ambar juga memulai percakapan yang dalam dengan anaknya, lantas menjadi marah karena Jaka dianggap terlalu jauh mencampuri hidupnya. Dan istri meminta Taufan Abimanyu memintanya membuat janji bertemu dengan Ambar.Â
Dari sudut pandang pemuja asmara serba kebetulan, ketegangan yang membuat penasaran adalah bagaimana Jaka mengelola kisah masa lalunya ini di tengah nasib Ambar yang tak lagi memiliki pelindung.Â
Sedang dari sudut pandang perempuan versus perempuan (istri sah dan selingkuhan), bagaimana mereka menyelesaikan ketegangan yang dipicu oleh cinta yang (masih) tulus dan kehendak menyelamatkan warisan politik.Â
Karena ini baru tayang lima episode, kita masih harus menunggu bagaimana itu semua itu berdinamika dan berkembang mencapai klimaks yang seru.Â
Tidak lagi mengulang drama pada akhirnya Ambar dan Jaka menjadi pasangan yang berbahagia tanpa menguji dirinya melalui prahara dan ketegangan yang serius.
Sebaik-baiknya drama komedi, bukankah yang asik memainkan tragedi? Â Â Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H