Selebihnya adalah animasi yang menggugat jiwa-jiwa yang tidak pernah merasa cukup, atau gagal menghargai hal-hal baik yang menemaninya selama hidup, berhasil memicu bocah 6 tahun larut dalam cerita.
Beberapa scene membuatnya terpingkal-pingkal. Beberapa lagi membuatnya terdiam dicekam ketegangan, lantas bernapas lega sesudah semua itu berlalu. Film ini sukses menyedot atensinya yang masih dipelihara oleh antusiasme yang sederhana.
Sekurangnya, di suatu masa, ketika dia berada di dalam ketegangan untuk memilih, dia teringat Puss in Boots pernah bercerita konsep yang sama.Â
Hidup selalu lebih kompleks dari yang disodorkan oleh film animasi, tapi tak jarang kita membutuhkan contoh animatif untuk mengenali mengapa hal-hal yang kompleks sebagai pengalaman yang real.
Demikianlah percakapan singkat tentang Puss in Boots: The Last Wish yang masih tayang di layar Cinema XXI.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H