Mohon tunggu...
S Aji
S Aji Mohon Tunggu... Lainnya - Story Collector

- dalam ringkas ingatan, tulisan tumbuh mengabadikan -

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Orang-orang Menuntut Shin Tae-yong Mundur Seolah-olah Dia adalah Allegri

16 Januari 2023   15:38 Diperbarui: 17 Januari 2023   16:57 1149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tuntutan seperti itu seperti melempar batu sembunyi tangan. Sementara, saya kira, suara hati kebanyakan orang berkata betapa malangnya menjadi seorang ahli taktik berlevel world class di Indonesia. 

Orang Korea itu memang dibayar dan bekerja untuk janji-janji memberikan prestasi, tapi timnas asuhannya tidak lebih baik dari yang pernah dilatih seorang Spanyol berlevel world class lainnya.

Di tengah mimpi-mimpi yang semakin jauh panggang dari api, dia memimpin perjuangan timnas di tengah penegakkan hukum yang tak jua jelas terhadap tragedi Kanjuruhan, Malang. Tidakkah dia tidak sebatas menanggung kegagalan, namun juga kemalangan? 

Dia seperti bekerja di jalan buntu, sebagaimana era-era sebelumnya. Dia seperti Sisifus, meneruskan kutuk kesia-siaan yang entah kapan berakhirnya. 

Riwayatnya begitu kontras dengan heroisme dalam banyak drama korea. Semisal perjuangan seorang kapten tentara pada satuan elite yang berkali-kali lolos dari marabahaya di seri "Descendants of the Sun" (2016).

Kapten itu, Yoo Si-jin namanya. Dia dikirim ke daerah bencana dan bahu membahu bersama warga setempat memulihkan diri dari kondisi bencana. Dia juga dikirim kedalam operasi-operasi khusus yang melibatkan intrik tingkat tinggi. Dan, dia jatuh cinta setengah mati kepada seorang dokter yang cantik, Dr. Kang Mo-yeon. 

Namun cintanya pada nasionalisme jauh lebih besar dari kehadiran seorang dokter cantik dan tabah. Ia mewakili simbol dari pengharapan di masa krisis, bukan saja patriotisme yang keras kepala. 

Karena itu, arti penting ceritanya bukanlah kehadiran lelaki yang memastikan bahwa hidup akan baik-baik saja dan dipastikan berbahagia.

Tapi karena di tengah hidup yang tak selalu baik-baik saja itu, kita hanya bisa percaya pada seseorang yang patut, yang teruji bisa menjaga harapan. 

Dus, bukankah dengan disuruh melihat harap yang redup pada Shin Tae-yong, kita sedang melarikan diri dari kekecewaan-kekecewaan yang tidak pernah bisa dipertanggungjawabkan?  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun