Tapi kalau bukan karena Runtuhnya Teori Pembangunan dan Globalisasi (2001) yang ditulis Mansour Fakih, saya akan kekurangan cara pandang melihat dunia dan marabahaya yang sedang berjalan. Sama halnya andai tidak bertemu Pendidikan Popular: Membangun Kesadaran Kritis (2001) yang disunting Roem Topatimassang, Toto Rahardjo dan Mansour Fakih, saya mungkin akan dimakan mentah-mentah sistem sekolah sebagai sebaik-baiknya orang berpendidikan. Â
Di perjumpaan inilah, hutang rasa itu mengakar. Sampai nanti, sampai mati.
***
Jumat kemarin, langit Yogyakarta dari arah sebelah Barat sedikit mendung.Â
Dengan seorang kawan dari Bentara Papua yang juga merupakan jaringan kerja Insist, kami menuju Kampus Perdikan-INSIST, yang beralamat di Kaliurang Km. 18, Sempu-Sambirejo, Pakem. Bentara Papua adalah Non-Goverment Organization yang berdiri sejak tahun 2012 dan kini sedang bekerja di Pegunungan Arfak, Sorong Selatan dan Raja Ampat. Bentara Papua-lah yang membantu sehingga kunjungan ini bisa terwujudkan.Â
Kami tiba di kampus Perdikan-Insist sekitar pukul 13.30 WIB. Kompleksnya tidak begitu besar, namun berada di lingkungan perkampungan yang cukup hijau lagi tenang. Di halamannya, ada gedung kecil yang menjadi toko buku, sebuah rumah bertingkat yang tersambung dengan pendopo yang diberi nama Pendopo Mansour Fakih. Dan sebuah toilet kecil di pojokan.
Terpisah dari gedung utama ini, agak ke belakang, melintasi pekarangan yang mulai lebat dengan rerumputan, ada sebuah rumah panggung dari bata. Di sinilah, Pak Roem Topatimassang tinggal sehari-hari.Â
Sesudah menunggu sebentar, saya melihat pak Roem berjalan pelan ke arah pendopo. Beliau berkaus merah dengan sarung. Juga memakai jaket. Cuaca memang agak berangin. Lalu, sesudah saling menyapa, kami pun memulai obrolan.Â
Obrolan dengan tema utama bagaimanakah organisasi non-pemerintah akan bekerja kedepannya. Misalnya, manakala dunia mulai mendefinisikan dirinya dalam resesi, seperti apa dampak yang bakalan terjadi di kampung-kampung yang jauh, serupa di Pegunungan Arfak, Papua Barat. Bagaimana ini dihadapi?
Saya tidak akan menceritakan secara persis yang direnungkan Pak Roem atau yang sedang dibicarakan oleh kawan-kawan di lingkaran Insist.Â