Sesudah kemenangan 4:0 melawan Sassuolo, Luciano Spalletti mengungkap pujian yang tinggi kepada para pemainnya. Seperti yang dimuat di situs klub, pelatih yang pernah juara di liga Rusia bilang begini:
"Para pemain saya berlatih sangat keras - mereka adalah profesional yang sempurna. Mereka bekerja keras dan bermain keras, selalu dengan mentalitas yang sama. Mereka dapat menemukan jalur yang tepat dan mengatur waktu lari dengan baik..."Â
Pelatih yang selama bermain berperan sebagai gelandang ini melanjutkan, "Mereka selalu ingin bermain bola. Saya memiliki pemain yang tahu bagaimana melangkah dan mengambil kendali selama pertandingan dengan ide-ide jenius. Angkat topi untuk mereka."
***
Masih terlalu pagi meramalkan Napoli sebagai kampiun Serie A musim ini. Tapi mengabaikan bagaimana Napoli bergerak sejauh ini adalah kelalaian yang berbahaya.Â
Kompetisi memang baru melewati 12 pertandingan. Allegri masih tidak bakalan dipecat. Inter yang berambisi bisa juara kali ini ternyata sudah menderita 4 kali kekalahan; paling banyak di antara penghuni "The Big Six". Sementara Milan tidak memulai musim dengan stabilitas yang paten.
Dan tentang tim yang bernama lengkap Societa Sportiva Calcio Napoli, mari kita periksa fakta-fakta berikut.
Anak asuh Luciano Spalletti telah mengumpulkan 10 kemenangan dengan 2 kali imbang. Seri kemenangan ini bukan awal musim yang ringan karena mereka telah mengalahkan Lazio, Milan dan Roma. Semuanya adalah kemenangan dalam laga tandang!Â
Mereka tinggal menunggu diuji Atalanta, Inter, dan Juventus Udinese.Â
Hasil positif nan konsisten ini bekerja pararel dengan pencapaian di Champions League. Sejauh ini Napoli menyapu bersih 5 kemenangan. Kemenangan dengan menghajar Liverpool, Rangers dan Ajax--bukan tim yang ringan.Â
Tidak dengan jenis kemenangan yang tipis. Apalagi lewat sepak bola bertahan. Liverpool dihajar 4:1, Rangers disikat O:3. Sedang Ajax dipermak 4:2. Napoli kokoh memimpin puncak klasmen grup A.Â
Ketiga, mari kita periksa rangkuman statistik Seria A Top Teams yang disajikan Who Scored.
Napoli berada di peringkat pertama Possession, dengan 57,4%. Peringkat pertama untuk Shots per Game: 19,3. Peringkat pertama untuk Pass Acuracy 87%. Victor Osimhen, dkk hanya kalah di Aerial Duels Won.Â
Data yang dirangkum Football Italia juga menampilkan dominasi Napoli di Possession (58,83%), Total Shot (132) dan Shots On Target (42). Dominasi ini di atas Milan dan Inter, jika keduanya kita golongkan sebagai tim dengan gaya attacking football.
Capaian dan statistik Napoli di atas adalah bukti dari sepak bola yang mengendalikan. Sepak bola yang berkehendak menyerang dan menang.Â
Dalam riwayat Napoli kekinian, sekurangnya sejak zaman Sarri, sudah memainkan sepak bola indah. Ciri paling menonjol adalah umpan-umpan pendek dengan mobilitas antar lini yang cair (fluid). Bahkan ketika dilatih Gattuso, Napoli tetap menjaga gaya yang sama.Â
Tidak pernah terlihat "sepak bola segi delapan" di sepanjang transisi pelatih-pelatih Napoli. Identitas yang dipertahankan sang pemilik klub, Aurelio De Laurentiis.Â
Sebagai Pelatih Terbaik Serie A Tahun 2006, Luciono Spalletti tidak semata mewarisi tim dari Gattuso. Di musim pertamanya, dia berhasil membawa Napoli ke peringkat ketiga. Mendapat jatah liga Champions sesudah dua musim absen.
Dari sentuhan pelatih berkepala plontos ini, selain permainan menyerang yang indah dan daya juang/mentalitas lapar kemenangan, Napoli pun memunculkan bakat fenomenal.Â
Bakat yang menyedot perhatian sepak bola dunia adalah Khvicha Kvaratskhelia. Pemain muda berkebangsaan Georgia yang baru berusia 21 tahun.Â
Anak muda ini memiliki kemampuan menggiring bola yang yahud dan finishing jempolan. Ia berkarakter petarung, ngoto dan sangat rajin menyisir sisi kanan pertahanan lawan. Bek-bek Liverpool, bahkan yang sekelas Van Dijk, pernah dibikin kelimpungan.
Jadi, seperti kans Napoli di musim 2022/2023? Faktor apa saja yang mesti diperhatikan demi bisa melaju di puncak hingga akhir musim?
Pertama, tentu saja menjaga konsistensi. Napoli diharamkan angin-anginan.
Sebelum jeda Piala Dunia Qatar 2022 (21 November-18 Desember), Napoli akan melakoni 4 laga hingga tanggal 12 November 2022. Keempat laga tersebut adalah menghadapi Liverpool di Anfield, kemudian melawat ke markas peringkat ke-2, Atalanta.
Dua partai sisa adalah meladeni Empoli dan Udinese di Stadion Diego Armando Maradona. Ringkas kata, tiga laga Serie A sebelum liburan Natal dan Tahun Baru haruslah menjadi penegas sebagai juara paruh musim.Â
Kedua, menjaga keseimbangan tim. Prasyarat kedua yang harus dipastikan berjalan dengan baik.Â
Salah satu contoh terbaik dari kegagalan mengelola keseimbangan ini adalah kondisi terpuruk yang diderita Liverpool. Tanpa nama-nama kunci seperti Thiago, Luis Diaz atau Ibrahima Konate, pasukan Klopp berlaga dengan hasil yang mencemaskan.Â
The Reds tidak memiliki cukup pelapis di tengah liga Inggris yang makin ketat. Inkonsistensinya berakibat naas, mereka terlempar dari 5 besar klasmen sesudah 12 pekan.
Contoh buruk dari Serie A sendiri? Tidak ada yang lebih mewakili selain Juventus. Sudah bermazhab konservatif, bintang-bintangnya yang berkarakter mengubah permainan seperti Pogba dan Chiesa malah cedera.Â
Sisanya adalah kemampuan adaptif dari Napoli sendiri dalam melewati musim yang panjang. Adaptasi melewati jadwal dan gaya bermain lawan yang berlaga di setiap pekan. Mengingat Napoli bermain di liga Champion, menjaga jarak di pemuncak Serie A serta Piala Italia.Â
Adaptasi ini sangat ditentukan oleh kapasitas kepelatihan Spalletti. Khususnya kejelian menjaga rotasi dan strateginya dalam menghadapi lawan yang berbeda-beda. Pendek kata, Napoli tidak boleh melonggarkan dirinya; memaknai setiap laga adalah pertaruhan hidup dan mati.Â
Riwayatnya melatih Roma dan Inter dengan hasil yang gagal juara Serie A tidak boleh lagi terulang. Musim yang di antarai oleh Piala Dunia Qatar ini harus menjadi momentum bagi Napoli menjadi juara.
Dengan laju positif yang cukup stabil, dibanding Atalanta, Milan dan Inter, musim ini sudah semestinya milik Napoli.Â
Maka jika sampai mengalami akhir musim sebagai runner-up sungguh-sungguh akan menjadi mimpi buruk. Barangkali lebih buruk dari masa kepelatihan Sarri.
Intinya, kita tunggu saja seperti apa Napoli berjuang di musim ini. #Finoallafine
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H