Mohon tunggu...
S Aji
S Aji Mohon Tunggu... Lainnya - Story Collector

- dalam ringkas ingatan, tulisan tumbuh mengabadikan -

Selanjutnya

Tutup

Foodie Artikel Utama

"Ritus Makanan Kobong" atau Mengapa di Ternate Kita Bahagia?

9 Februari 2022   11:11 Diperbarui: 9 Februari 2022   21:10 1849
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Makanan Kebun yang selalu merayu lidah untuk kembali | Dok. Pribadi

Saya tidak sedang berdua saja bersama ibu. Ada juga pegawai kantoran yang baru selesai berolahraga dan memilih sarapan ke sini.

Menikmati makanan kebun di tepi laut yang tenang dan cerah adalah perayaan kebahagiaan yang sederhana | Dok. Pribadi
Menikmati makanan kebun di tepi laut yang tenang dan cerah adalah perayaan kebahagiaan yang sederhana | Dok. Pribadi
"Mo pake papeda?" tanya salah satu ibu yang masih mengenakan celemek. Ibu yang melayani kedatangan tamu yang lapar.

"Tarada, ibu."

"Saya," jawab ibunya sopan. Menggunakan kata "saya" adalah bentuk kesopanan terhadap mitra bicara yang hanya ditemukan di Ternate. 

Sesudah mencuci tangan di wastafel, saya bergegas menuju meja. Tak banyak cakap, tak bisa lagi berlama-lama. Hanya ingin segera tenggelam kedalam lautan kenikmatannya. 

Saya mengambil singkong rebus dan sayur jantung pisang. Menambahkan sesendok sambal dengan aroma bawang yang kuat. Sedikit pedas. Lalu sepotong ikan bobara dari kuah kuning. Pelan-pelan menyuapkannya ke dalam mulut yang memendam ngiler. 

Pertemuan antara sambal, singkong rebus, lembut daging ikan bobara dan sayur jantung pisang begitu sempurna. Walau dominan asin, rasanya juga segar dan berkarakter "mana lagi": sesudah disuap, dicari lagi!

Sesudah itu, saya mengambil pisang yang agak manis dengan sedikit rasa gurih dari rebusan santan. Sebagaimana yang pertama, saya mengulang lagi. 

Selanjutnya saya mencoba potongan terus kecil yang dicelupkan kedalam saus kacang. Menambahkan potongan ikan. Lalu menyuapkannya. Satu-satunya yang kurang adalah warung ini belum menyiapkan gohu ikan. 

Saya menikmati sungguh-sungguh setiap suapan sampai terasa sudah harus berhenti. Alhamdulillah.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun