Berkarir di Perancis mungkin pencapaian terbaik pria yang kemudian memilih pensiun bersama Middlesbrough di tahun 2003. Usianya 33 tahun kala itu. Selama berkiprah di liga Inggris, dia telah tampil sebanyak 68 kali dengan 22 gol.Â
Menurut statistik yang dirangkum transfermarkt, Boksic telah bermain sebanyak 137 kali di Serie A dengan hanya 32 gol. Statistik yang sejatinya tidak fantastis dari seorang penyerang.Â
Dia adalah seorang pemenang, bersama Juventus juga Lazio menjadi campione Serie A.
Harga termahal yang pernah diperolehnya adalah ketika dibeli Lazio dari Marseille. Sekitar 191 milyar rupiah saat itu. Sedangkan saat dibeli Juventus di bulan Juli 1996, harganya sekitar 78 milyar rupiah. Â
Jangan lupakan jika pria bertinggi badan 1,87 meter adalah bagian dari munculnya generasi emas Kroasia.Â
Namanya memang tidak sebersinar Davor Suker atau Zvonimir Boban yang membuat 1998 sebagai saksi dari keajaiban tim debutan. Pun saat di Juventus, ia mungkin hanya sebagai pelapis Del Piero yang sedang berada di puncaknya.Â
Semusim bermain bersama Nyonya Tua, Boksic menggunakan nomor 9. Di musim dimana Juventus berhasil juara Serie A, Super Cup, dan piala Interkontinental, ia harus bersaing dengan bintang yang juga tengah bersinar: Christian Vieri.Â
Selain itu juga ada sosok Zinedine Zidane yang diboyong dari Girondins de Bordeaux. Didier Deschamps serta Antonio Conte; tiga sosok yang sekarang cukup sukses melakoni fungsi sebagai pelatih.Â
Boksic bisa disebut tergolong penyerang berpengalaman dengan pencapaian mentereng. Umurnya sudah 27 tahun, bersanding dengan Del Piero (22), Vieri (23) dan Nicola Amaruso (22). Umurnya lebih muda sedikit dari Attilio Lombardo (31) dan Michele Padovano (30).Â
Perpindahannya juga melengkapi salah satu musim terbaiknya Juventus. Yakni sesudah Del Piero, dkk berhasil mengkandaskan Ajax di final liga Champions lewat adu penalti.Â
Ajax yang dilatih Louis van Gaal dan dipenuhi generasi emasnya. Sebuah era yang menandai kemunculan Marcelo Lippi sebagai pelatih kelas dunia.