malam baru terjaga, aku menunggu hujan
di perempatan
tiba-tiba datang seorang perempuan
ia berbicara kepada remang, dingin hingga angin.
matanya terang benderang
mungkin ia telah bertahun-tahun
belajar membuat puisi
untuk hidupnya sendiri.
"Desember ini, rindu gaduh dan misuh-misuh
rasanya remuk, mungkin karena begitu
hatiku sering mengandung aduh."
aku serasa akrab dengan lirik ambyar itu
seolah kamu masih hidup dan
melatih tabah di atas nisan
sebagai tirakat membuat puisi, seperti pesan seseorang.
"Di dalam aduh,
ada sendu tumbuh karena mengasuh pilu."
wah! baru kuingat
sajak itu pernah dibaca
ketika tubuhmu ditanam kedalam batu
sebelum pergi demi berdamai dengan diri sendiri
kamu hanya memintaku sungguh-sungguh
mencintai rak buku yang hampir ambruk
& tiga kitab puisi karangan Joko Pinurbo.
"Bacakan mereka di setiap Desember!"
Selamat Menunaikan Ibadah Puisi
- kau mungkin belum tahu, aku dan ibadah memiliki hubungan yang seringkali resah.
Malam Ini Aku Akan Tidur di Matamu
- oh ya, aku baru tidur sesudah pagi tapi lupa mengembalikan matamu.
padahal matamu milik perpustakaan. maaf ya.
Buku Latihan Tidur
- ketika tertidur, aku seringkali didatangi ibukota. ia suka mengambil
ingatan yang kusimpan diam-diam. pernahkah ia datang kepadamu?
semoga di Desember yang gigil ini
kamu masih menulis puisi di dalam fana.
(2021)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI