Mohon tunggu...
S Aji
S Aji Mohon Tunggu... Lainnya - Story Collector

- dalam ringkas ingatan, tulisan tumbuh mengabadikan -

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Layaknya "No Time to Die", Kesedihan Semestinya Tak Bertele-tele

13 November 2021   18:13 Diperbarui: 30 November 2021   17:00 536
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dr. Madeleine Swann  yang diperankan  Lea Seydoux | MGM via uproxx.com

Tono masih tidak bicara. Pada bagian dimana Bond ditembak Lyutsifer Safin, dia tertidur. Tono merasa menderita kelelahan sesudah berseri-seri Bond yang telah lewat sejak zaman Sean Connery. 

"Yanto kok belum kesini, ya?" 

Tono memilih bertanya seperti itu agar disangka sedang tak fokus. Padahal sesungguhnya ia sedang menulis bait seperti ini di kepalanya. Tono sedang gemar menulis syair.

Lihatlah senjakala James Bond itu.
Bagaimana dia memilih berpisah dengan dunia?
Seorang diri. Mati untuk cintanya?

Atas nama nasionalisme dan
kepentingan nasional &

tatanan dunia yang bebas dari teror;
abstrak, rumit dan bermuka dua.

Atau demi nama perempuan. Dua orang barangkali
dan seorang bocah yang
memiliki mata birunya;
karena itu kenangan terus berlanjut: Oh Madeleine. Mathilde

dan dia beristirahat
tidak untuk tumbal, bahkan cita-cita
hanya cerita,
dalam mencintai senja saja.

"Tono?"

Andi tak mengerti. Mengapa kritik yang berdiri di satu sikap terhadap kualitas "No Time to Die" tidak diperhatikan Tono. Mengapa mesti menanyakan Yanto? Jarang-jarang mereka boleh bersatu.

Plaaak. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun