Tono masih tidak bicara. Pada bagian dimana Bond ditembak Lyutsifer Safin, dia tertidur. Tono merasa menderita kelelahan sesudah berseri-seri Bond yang telah lewat sejak zaman Sean Connery.Â
"Yanto kok belum kesini, ya?"Â
Tono memilih bertanya seperti itu agar disangka sedang tak fokus. Padahal sesungguhnya ia sedang menulis bait seperti ini di kepalanya. Tono sedang gemar menulis syair.
Lihatlah senjakala James Bond itu.
Bagaimana dia memilih berpisah dengan dunia?
Seorang diri. Mati untuk cintanya?
Atas nama nasionalisme dan
kepentingan nasional &
tatanan dunia yang bebas dari teror;
abstrak, rumit dan bermuka dua.
Atau demi nama perempuan. Dua orang barangkali
dan seorang bocah yang
memiliki mata birunya;
karena itu kenangan terus berlanjut: Oh Madeleine. Mathilde
dan dia beristirahat
tidak untuk tumbal, bahkan cita-cita
hanya cerita,
dalam mencintai senja saja.
"Tono?"
Andi tak mengerti. Mengapa kritik yang berdiri di satu sikap terhadap kualitas "No Time to Die" tidak diperhatikan Tono. Mengapa mesti menanyakan Yanto? Jarang-jarang mereka boleh bersatu.
Plaaak.Â