Mohon tunggu...
S Aji
S Aji Mohon Tunggu... Lainnya - Story Collector

- dalam ringkas ingatan, tulisan tumbuh mengabadikan -

Selanjutnya

Tutup

Diary Artikel Utama

Mengenang "Kiwi", Casuarius yang Menemani Masa Kecil di Serui

12 November 2021   12:06 Diperbarui: 12 November 2021   14:55 988
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hasil sebuah studi baru menunjukkan bahwa manusia-manusia purba mungkin telah mengumpulkan telur-telur burung besar yang tidak bisa terbang itu sebelum menetas. Kemudian, mereka membesarkan anak-anak burung itu hingga menjadi dewasa. 

Studi ini dilakukan terhadap lebih dari 1.000 fosil fragmen kulit telur, yang digali dari dua tempat perlindungan batu yang digunakan oleh para pemburu-pengumpul di New Guinea. 

Dikatakan juga jika anak kasuari mudah dekat dengan manusia dan mudah dipelihara serta dibesarkan hingga dewasa. Jika pandangan pertama anak kasuari yang baru menetas itu adalah manusia, burung itu akan mengikuti manusia ke mana saja, demikian penutup dalam artikel yang tayang 1 Oktober 2021. Mirip dengan yang terjadi kepada Kiwi dan saya.

Mungkin karena kedekatan instingtual-yang bermutasi-menjadi-emosional itu jugalah, tidak pernah ada insiden yang berbahaya selama Kiwi dalam pengasuhan kami. Satu-satunya peristiwa mengenaskan adalah ketika dengan gagah berani tak bersalah, Kiwi menghajar motor Suzuki yang sedang diparkir. 

Hidup Sesudah Kiwi
Sebenarnya, sesudah Kiwi dibayar dan berpindah tuan, tidak ada kesedihan yang khusus. Misalnya saya menjadi murung, ogah makan, mengurung diri atau menyusul Kiwi ke tuannya yang baru. 

Tak ada momen melodramatis seperti ini. Saya bahkan sudah lupa bagaimana Kiwi dibawa saat itu.

Yang jelas, sejak Kiwi pergi dan entah mangkat sebagai apa, sejak saat itu juga saya tidak memiliki kawan seekor hewan. Padahal ada seekor perkutut kesenangan bapak yang setiap malam berbagi ruang dengan saya. Kami tidur di ruang tamu yang sama.

Setiap menjelang subuh, dia pasti akan bersuara. Tapi, kebersamaan ini tidak menjadi momen yang khusus atau mesti dikenangkan. 

Anehnya, gara-gara menulis ini, saya sepertinya baru disadarkan. Hanya ada Kiwi, seekor kasuari yang pernah menjadi kawan hewan semasa kecil di Serui, Papua.

Waktu begitu lekas. Ingatan selalu ringkas. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun