Mohon tunggu...
S Aji
S Aji Mohon Tunggu... Lainnya - Story Collector

- dalam ringkas ingatan, tulisan tumbuh mengabadikan -

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

"The Old Guard", Drama Keabadian dan Ambisi Manusia

11 Oktober 2020   11:07 Diperbarui: 14 Oktober 2020   07:28 468
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa drama anak manusia memang muncul, bukan sekadar adu pukul dan tembak-tembakan belaka. 

Seperti Andy yang menanggung rasa bersalah karena tak bisa menyelamatkan partnernya yang dikurung dalam besi dan dibuang ke lautan. Bayangkan saja berabad-abad hidup tanpa kebebasan. 

Bisa jadi, sakitnya lebih menderita dari hidup di dalam merdeka tapi tanpa cinta seperti sajak Rendra. Andy menderita pergulatan batin yang sering menghampiri para ksatria: menyelamatkan hidup orang banyak, padahal hidup sendiri minta dikasihani.

Atau pada saat Booker alias Sebastian Le Livre (Matthias Schoenaerts), merasa tidak ada gunanya hidup abadi jika orang-orang terkasihnya mengalami mati. Ia bahkan nekad mengkhianati kawan-kawannya karena keabadian baginya tidak lebih dari kutukan kejam. 

Booker yang berperang untuk Napoleon memang tidak sempat megenal John Wick, eks-pembunuh bayaran abad modern yang tidak ingin mati seburuk apapun takdirnya. 

Demi apa coba? Demi menjaga agar kenangan dari cinta istrinya tetap hidup selama bisa dilakukan. Duuh, om Keanu Reeves.

Dus, apa sebenarnya yang dicari dari keabadian jika itu tidak disertai dengan pemenuhan kebahagiaan sebagai ihwal yang melengkapinya? Bagaimana jika kebahagiaan tidak lebih sebagai hasil dari senyawa kimia yang bisa direplikasi, sebagaimana terhadap keabadian itu sendiri-pada suatu masa-nanti-yang-entah kapan terjadi?

"The Old Guard" yang berangkat dari komik berjudul sama memang tidak membawa kita ke perbincangan seperti yang dinarasikan Harari dalam Homo Deus. 

Film berdurasi 125 menit ini baru mengingatkan, sebagaimana yang sudah-sudah, jika ambisi sains dan bisnis farmasi terhadap keabadian mendekatkan umat manusia kepada malapetaka.

Saat yang bersamaan, ia juga menegaskan bahwa aksi bagi kemanusiaan sebagai bagian dari usaha manusia menjaga hidup yang baik dan bermartabat untuk semua selalu merupakan bagian dari jalan sunyi. Tidak ada yang lebih sunyi dari ini, barangkali. Tidak sedikit juga yang harus getir berkali-kali.

Mungkin karena ini juga, The Old Guard yang berambisi akan pelahiran pahlawan super perempuan terasa datar saja. Rasa datar yang barangkali terperangkap pada dalil suci yang mengikat semua pahlawan super ala Amerika Serikat: mereka memiliki asal-usul kemenjadian yang diperuntukan oleh/bagi peristiwa-peristiwa besar. Makna super(ioritas) seperti ini karena berakar-beruratnya ideologi menyelamatkan umat manusia dengan segala isinya yang fana. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun