Dia memasuki cermin. Kemudian menghitung ubannya sendiri. Ada jejak langkah, ketawa bocah dan sepak bola. Hujan malam-malam, aspal yang kedinginan, lentera dan bercerita di dalam rumah pinang di sana. Merah, Mop dan meriah.
Melawan kemalangan. Walau negara hampir setiap hari memberangus cinta, memelihara amarah. "Kesedihan berkali-kali, membayang bergenerasi. Sampai mati!"
Dua dasawarsa. Sudahkah?
[Petai, Hari Berpisah]
***
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!