Ronaldo mendapat rating tertinggi dalam pertandingan yang berhasil menjual tiket sebanyak 75.000 lembar ini. Whoscored memberi angka 8,5.Â
Angka ini terkonfirmasi dari peran pentingnya dalam membuka ruang, dribbling, melepas shot on goal, termasuk terlibat dalam skenario gol Higuain di babak kedua. Sama dengan Dybala yang menciptakan gol dari sisi kanan pertahanan Inter, kinerjanya mendapatkan angka 7,5.Â
Boleh dikata, kerjasama keduanya telah berhasil menciptakan bahaya. Diego Godin yang sering berjumpa CR7 tetap saja jatuh bangun dan ditarik keluar sebelum 90 menit. Ronaldo semestinya bisa menciptakan 2 atau tiga gol andai tidak digagalkan tiang gawang dan Handanovic yang tampil lumayan.Â
Jadi, apa hal lainnya yang bisa dikatakan dari statistik Derby d'Italia selain kalah kinerja dari masing-masing personel?Â
Saya kira, sebagaimana sudah tergambar di artikel suka-suka sebelumnya.Â
[Baca dong di Derby Italia 2019, Ujian Conte dan "Sarri Ball"]
Juventus yang sedang "becoming" ini rasanya makin ngejreng di jalur yang benar.Â
Mister Sarri membuktikan jika pertandingan dinihari itu dilakoni Juventus dengan konsep bermain yang indah. Aliran bola yang luwes dan cepat dalam kombinasi umpan lambung bekerja dengan baik. Filosofi Sarriball yang diharapkan perlahan-lahan telah membentuk identitasnya.Â
Termasuk ketika menarik keluar Ronaldo dan Dybala, mereka tetap bekerja agresif. Sarri sepertinya meminta anak-anak asuhnya tidak datang dengan mentalitas kebanyakan tim tamu.Â
Datang dengan opsi bermain aman, berburu target imbang dan membosankan sepanjang babak. Pendekatan menyerang gak ambil pusing markas lawan menebar atmosfir yang ngeri seperti ini ternyata tepat.Â
Keputusannya menjadikan Higuain sebagai supersub adalah ukuran berikut yang menjelaskan analisisnya yang tajam terhadap pertandingan. Higuain yang mendapat rating 7,2 kali ini sepertinya tak tergantikan dari skema Sarriball yang telah menyatukan mereka di Napoli dan Chelsea.