Mohon tunggu...
S Aji
S Aji Mohon Tunggu... Lainnya - Story Collector

- dalam ringkas ingatan, tulisan tumbuh mengabadikan -

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

"Shazam", Rasa Sakit Bocah atau Asal-usul Dosa Orang Dewasa

7 April 2019   10:26 Diperbarui: 9 April 2019   08:35 1021
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jawabnya bisa iya, bisa belum. Pada bagian inilah, saya berkeinginan mendalami tiga aspek yang kiranya mendasar. Yuk!

Pertama, Shazam adalah akronim dari persilangan multi-power. 

Karena itu di masa awal kemunculannya, dipersepsikan selevel Superman. Bedanya, tentu saja, Shazam dihidupi dari mitologi, sekurangnya dari Yunani sedang Superman berakar pada dunia di luar sana. Dari semesta hidup yang diceritakan memiliki peradaban lebih tinggi, bernama Kripton.

Dengan kata lain, Shazam lebih mewakili kisah pahlawan super yang mengembalikan kekuatan dari masa lalunya sendiri untuk masa depan yang sedang berada dalam kemerosotan. Dalam dosis tertentu, kita sedang melihat jenis kejahatan yang daya dorong penghancurnya berakar pada masa lalu yang "hilang" atau mengalami keterputusan. 

Jadi, Shazam tidak menggunakan kekuatan dunia di luar sana untuk membereskan masalah di tanah lahirnya. 

Kedua, Shazam tidak bisa dibayangkan tanpa melihat riwayat hidup Billy Batson yang dibuang. 

Billy yang ketika bocah dibiarkan ibunya terpisah di sebuah pasar malam. Bertahun-tahun, dengan berpindah-pindah panti asuhan, dengan kenakalan-kenakalannya, Billy berjuang mencari ibunya. Ketika bertemu, ibunya seperti orang asing dalam cerita Albert Camus. Orang yang dimakan rutinitas hidup dan kehilangan kepekaannya! 

Billy menyembunyikan lubang kosong dalam dirinya: anak yang tumbuh tanpa kasih sayang keluarga. Billy adalah wakil dari keluarga berantakan yang tidak memilih jalan sebagai kriminal demi memuaskan kemarahannya. Dalam bahasa penyihir, dirinya memiliki hati yang murni. Bukan pemilik otak yang saintifik ala Peter Parker Spiderman!

Ketiga, menelisik padanan negatifnya atau karakter anti-Shazam: Thaddeus Sivana. 

Thaddeus sejatinya adalah jiwa yang malang. Ia adalah anak dengan keberadaan yang tidak diakui. Selalu dinilai sebagai sumber dari kesialan dan kegagalan. Di hadapan figur ayah yang bukan saja sensorik tapi juga "fasis" itu, yang pantas diaku hanyalah abangnya. Tidak terhitung berapa kali kekerasan verbal dan fisik yang mesti Thadeus alami semasa bocah. 

Kemalangan hidupnya bahkan lebih parah dari jalan penderitaan yang dialami Billy. Thaddues kemudian menjadi pendendam yang bukan saja bengis namun berbahaya bagi hidup yang lebih besar dari masa lalunya. Ia lebih memilih berkawan kekuatan jahat (dalam kehadiran tujuh dosa yang disimbolisasi oleh wujud monster buruk rupa) karena melayani rasa sakitnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun