Lalu apa yang dikatakan perempuan muda ini ketika menginap di hotel pertama kalinya?
"Saya merasa seperti Ratu".
Tapi yang paling hebat dari itu semua, tiga bocah dari kampung kumuh juga wakil termuda dalam turnamen berhasil mengalahkan 16 perwakilan lain dari negara-negara Afrika yang lebih berpengalaman.Â
Selanjutnya, di tahun 2010, Phiona terbang ke Rusia untuk bertanding dalam Olimpiade Catur.Â
Dalam alur film yang disutradarai Mira Nair, kita dibawa masuk ke dalam ketegangan demi ketegangan yang menyentuh. Inilah inti pertama dari film berdurasi 124 menit. Sisanya adalah pembelajaran hidup.
Ketegangan yang melukiskan bagaimana manusia harus mengambil pilihan, mengukuhkan keyakinan dan merintis langkah di hadapan kondisi-kondisi yang berat: pemukiman kumuh, debu yang selalu memenuhi udara, hujan yang mengabadikan banjir serta keriuhan pasar yang selalu terik.
Semua yang terlihat hanyalah hidup yang bertahan mengelola keterpurukan.Â
Ibunya yang tabah dan pekerja keras tak kenal mengeluh itu tentu saja marah ketika Phiona membagi waktu bagi hal yang asing.Â
Menyibukan diri bergembira dengan catur adalah sama artinya membuang kesempatan mengumpulkan uang dari hasil menjual dagung -yang tidak seberapa itu. Lagi pula, catur yang menghimpun anak-anak ke dalam kumpulan yang senyap, adalah jenis permainan yang aneh.Â
Untung saja ada Robert Katende, pelayan gereja yang percaya jika Phiona memiliki bakat besar. Ia bukan saja meyakinkan dan memohon Harriet memberikan kesempatan serta percaya pada mimpi-mimpi Phiona. Ia juga mengumpulkan uang untuk mendaftarkan anak asuhnya ke dalam turnamen catur.Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!