Mohon tunggu...
S Aji
S Aji Mohon Tunggu... Lainnya - Story Collector

- dalam ringkas ingatan, tulisan tumbuh mengabadikan -

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Jejak Gus Dur dalam "Perjumpaan Semalam" di Ciganjur

7 Desember 2018   08:51 Diperbarui: 7 Desember 2018   10:55 1003
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gus Dur | Sumber: Getty Images

"Makanya kalau mencintai Gus Dur dan mau menirunya, carilah contoh yang mudah seperti pejuang pluralisme, kemanusiaan, dan sejenisnya. Jangan tiru cara hidup zuhud Gus Dur, niscaya Anda tak akan mampu."

Ketika banyak orang hari ini hidup dengan dompet kulit tebal, memiliki bermacam kartu atm atau kartu kredit, sampai wafatnya, Gus Dur bahkan tidak memiliki dompet.

Jikalau membaca riwayat hidup Gus Dur, kita akan temukan masa-masa dimana beliau hidup berkekurangan. Beliau juga membantu isterinya mencuci pakaian dan mengepel lantai, sambal berjualan es lilin ketika masih mengajar di Jombang, sebelum menjadi pengurus PBNU.

Selain itu, banyak beredar cerita di kalangan NU yang menuturkan jika Gus Dur menerima duit dan pada saat yang bersamaan ada yang memintanya, pada saat itu juga duit yang baru diterima langsung diberikan. Ketika ditanya kenapa begitu Gus?

Gus Dur akan menjawab enteng, "Itulah makna berterima kasih. Sesudah terima, dikasih lagi. Hehehe."

Dari tausiyah Prof. Quraish Shihab, yang saya garisbawahi adalah bahwa Gus Dur merupakan jenis manusia yang berfikir melampaui zamannya. Ketika sudah tak ada, zaman berubah, orang baru akan sadar.

Prof. Quraish Shihab juga bilang Gus Dur jenis manusia genius, yakni jenis manusia yang mampu mengelola kontradiksi alias pertentangan. Kontradiksi inilah yang acapkali menuai kontroversi. Karena itu, menurut beliau, butuh kecermatan dan kedalaman untuk memahaminya, bukan sekedar kecaman membabi buta.

Saya memang tidak merekam semua isi tausiyah dua tokoh ini. Itu berarti ada yang jelas luput yang mungkin justru penting dalam suasana kekinian. Saya hanya ingin bernostalgia jika perjumpaan semalam di Ciganjur itu (selalu) mengingatkan pada tantangan akan kerja peradaban yang panjang.  

***

Setiap mereka yang mencintai Gus Dur punya kesaksian rasa yang berbeda-beda. Dan Gus Dur tetaplah manusia sejarah.

Ia mengalami awal dan menjumpai akhir. Pernah mencapai level politik tertinggi juga dijatuhkan dengan siasat politik tingkat tinggi pula. Ia dicintai juga memiliki para pembenci. Dan Gus Dur tidak pernah menggunakan kekerasan untuk menghadapi para pembencinya itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun