Memang muncul tikai argumen tetapi tidak cukup menjelaskan peliknya posisi Ron sebagai aparatus negara dan sebagai pribadi yang jatuh cinta pada perempuan yang justru menjadi musuh negara. Atau sebaliknya, melihat kepelikan hubungan mereka dari sudut Patrice (lho, ini kan kisah investigasi Ron, kok malah Patrice yang bintang terangnya?)
Begini. Maksud saya tuh, adanya Patrice yang sejatinya fiktif dalam kisah nyatanya, telah gagal melahirkan sensasi romantika yang tragikomedi.Â
Terakhir, terlepas dari kegagalan Patrice yang manis, kisah investigasi Ron Stallworth dalam besutan sinematik ini adalah karya kesekian yang mengingatkan bahaya fanatisme rasial pada sebuah negeri yang selama ini selalu memposisikan diri sebagai adikuasa dunia modern. Kemodernan yang ditandai oleh kemenangan rasio ternyata tidak membersihkan fanatisme. Kalau bukan, malah mengasuhnya diam-diam.
Waspadalah, terutama di negerimu sendiri!
***
Sumber yang dirujuk 1, 2, 3 dan 4.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI