Maka, demi seluruh pengaruhnya yang serupa tentakel itu: kemana-mana dan hampir tak bisa diam, ia mulai bekerja menghancurkan mimpi Florence. Ia menggunakan mesin kekuasaan yang besar hanya untuk menghabisi toko buku yang tidak menjual kitab filsafat dengan ajaran-ajaran anarkisme.
Dalam masa-masa sulit ini, Florence hanya punya Christine, karyawati ciliknya dan Edmund yang hidup menepi. Florence dan Edmund memang terlibat dalam beberapa korespondesi menggunakan kurir-wahai dunia sebelum dilipat digitalisme, abadilah dalam kenangan!
Untuk lebih terangnya, begini gambaran model operasi penghancuran mimpi Florence. Operasi penghancuran yang sudah diingatkan Edmund pada saat mereka minum teh sore.
Sebuah toko buku baru dibuka di bekas toko penjual ikan. Christine kemudian berhenti, karena permintaan ibunya dan akan bekerja di toko baru ini dengan alasan bayaran. Lalu seorang kaki tangan Violet menawarkan diri menggantikan Christine.
Dalam kesempatan yang bersamaan, Violet mampu membiayai lobi-lobi untuk mengesahkan regulasi yang membolehkan pemerintah menguasai milik pribadi demi dalih kepentingan umum. Tak cukup ini, Violet menggunakan pengacara Florence untuk memberi tekanan, usaha yang gagal membuat takluk. Dan paling puncak, menggunakan instansi pemerintah yang bekerja membuat semacam penilaian atas status bangunan dan kelayakannya diambilalih.
Dari sini, ketahuan jika si pengganti Christine itu bekerja memuluskan penilaian sepihak terhadap rumah tua tersebut. Florence akhirnya kalah. Edmund yang datang kepada Violet dengan permintaan jangan mengganggu toko buku juga berakhir dengan serangan jantung.
Florence memilih pergi dari kota kecil dengan penduduk yang seluruhnya saling kenal. Penduduk dengan kekurangan yang serius di dalam rutinitas harian mereka: kepayahan dalam tradisi membaca, gemar bergosip dan lekas termakan kabar dusta. Jenis penduduk mudah patuh di hadapan kuasa kebangsawanan dan yang seolah membela kepentingan umum.
Di akhir cerita, rumah tua yang hendak beralihfungsi sebagai pusat seni itu terbakar. Christine yang melakukannya. Semacam perlambang dari perlawanan terakhir keduanya. Sejenis realisasi taktik bumi hangus.Â
Kau masih belum menyadari bagaimana hal atau mimpi-mimpi kecil yang baik, yang tumbuh menandai riwayat kotamu, kemudian kalah dan lenyap karena ambisi kekuasaan segelintir orang (ningrat) berdalih kepentingan umum?
Barangkali The Bookshop bisa mengajakmu mengenang lagi.Â