Seumpama kemalangan,
kita adalah letih yang bertemu
di senjakala bersalju,
setelah langkah-langkah pamungkas Â
tidak pergi kemana-mana
selain berkeliling lingkaran
kebodohan salah satu:
masa lalu, propaganda atau Â
peristiwa yang melemahkan ingatan
dari ketidakmungkinan
tumbuh waspada.
Seumpama kebodohan,
kita terus luluh sebagai kabar bohong dan kemarahan
namun, entah karena apa, masih percaya
ada mata air yang lahir dari adu domba
sedang cakrawala makin penuh kabut
dan napas berusaha memeluk udara
namun hanya ada taring
yang terus memakan hati sendiri
hati sejenis manusia
yang kelak pergi
tanpa belajar caranya berhenti
sebagai dewasa
[Kaki Gunung Gamalama, 2018]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H