Mohon tunggu...
S Aji
S Aji Mohon Tunggu... Lainnya - Story Collector

- dalam ringkas ingatan, tulisan tumbuh mengabadikan -

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Seumpama Dewasa

9 Oktober 2018   07:24 Diperbarui: 9 Oktober 2018   07:46 595
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seumpama kemalangan,

kita adalah letih yang bertemu
di senjakala bersalju,
setelah langkah-langkah pamungkas  
tidak pergi kemana-mana

selain berkeliling lingkaran
kebodohan salah satu:
masa lalu, propaganda atau  
peristiwa yang melemahkan ingatan

dari ketidakmungkinan
tumbuh waspada.

Seumpama kebodohan,

kita terus luluh sebagai kabar bohong dan kemarahan
namun, entah karena apa, masih percaya
ada mata air yang lahir dari adu domba

sedang cakrawala makin penuh kabut
dan napas berusaha memeluk udara
namun hanya ada taring
yang terus memakan hati sendiri

hati sejenis manusia
yang kelak pergi
tanpa belajar caranya berhenti

sebagai dewasa

[Kaki Gunung Gamalama, 2018]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun