Mohon tunggu...
S Aji
S Aji Mohon Tunggu... Lainnya - Story Collector

- dalam ringkas ingatan, tulisan tumbuh mengabadikan -

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Pulang

19 September 2018   23:40 Diperbarui: 20 September 2018   00:07 702
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: ahmadhil

Saya pulang ke rumah dan menjumpai Bapak dimana-mana.

Di kebunnya, di bengkel, di sajadah dan di tidurnya
yang khusyuk. Di depan rak buku yang kini membacanya
dengan kesepian.

Bapak tidak berpesan, hanya berpindah-pindah adegan.

Saya merasa sedang di dalam bioskop, sendiri
dengan thriller tentang bocah yang belajar
mengapa lelaki tidak boleh terlalu gembira hingga lekas menjadi drama.

Saya berlari ke halaman lalu melihat
kembang jati, nyanyian itik dan harum tempe benguk lenyap di langit,
matahari mulai padam. Bapak terbenam dalam jingga temaram.

Saya merasa gigil, ingin sekali memeluk sisa hangat
yang ditinggalkan, tapi senja keburu hilang di ujung cakrawala
sementara rindu ini hanya bisa menambah tabah.

Saya sudah pulang, menyaksikan Bapak tengah tiada
dan kenangan harus berlatih terbiasa

mencintai yang telah moksa.

Kulon Progo, 2018
***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun