Kelahiran Wiro Sableng edisi kolaboratif ini seharusnya bisa lebih tajam melukiskan asal-usul yang historis-tragik dari mengapa jagoan bersimbol 212 bisa ada. Termasuk di dalamnya, bagaimana dia menemukan pencerahan diri lewat spiritualitas "Manunggaling Kawula Gusti". Kelahiran yang menggambarkan jalan keagungan manusia Nusantara dalam interaksinya dengan keseimbangan alam raya (makro-kosmos).
Apakah seharusnya yang seperti di atas terlalu muluk-muluk untuk film yang merupakan adaptasi dari novel silat legendaris yang mencapai 185 seri?
Tidak. Setidaknya saya menemukan usaha menafsir yang melihat latar belakang tragik dalam sejarah dua jagoan dan konteks sosio-politis apa yang mengiringi kemunculan mereka. Dua jagoan yang bersumber dari komik dan kisah legenda yang menghidupi imajinasi kultural puak Anglosaxon di masa modern dan masa sebelumnya.Â
Siapa mereka?
Nolan dan Richtie atau Bagaimana Jagoan Ditafsirkan..
Bruce Wayne sebelum Batman dalam tafsir Christopher Nolan adalah pembebasan diri dari pengalaman traumatik.
Dari rasa takut akibat dua momen tragik. Momen pertama, kejatuhan ke dasar sumur dan bertemu kelelawar, kedua, penembakan ayah dan ibunya oleh kriminal kere saat depresi ekonomi melanda Gotham.
Sisanya, Bruce yang kemudian menyaru Batman menjalani proses penyiapan diri, dengan dikader kelompok Rush Al Ghul menjadi petarung tangguh.
Sedang King Arthur dalam versi Guy Richtie juga hidup dalam momen sejenis.
Saat masih belia, dia melihat langsung pembantaian ayah dan ibunya oleh sang Paman. Selanjutnya, Arthur muda dikader oleh kehidupan London yang keras, khususnya oleh kehidupan di sekitar kompleks pelacuran dan keresahan-keresahan sosial terhadap kekuasaan yang korup.