Arti kehadiran Ilsa bisa dilihat dari dialognya dengan Luther. Dialog yang tiba-tiba saja membuat adrenalin macet dan berpindah suasana. Lha, gimana tidak, Luther yang kekar lagi sangar mendadak mewek dan menimpakan seluruh dosa pada dirinya. Karena memilih keselamatan dirinya, mereka harus menjalani misi yang tidak dikehendaki- Some Missions Are Not A Choice!Â
Lebih persisnya adalah kesediaannya menampung pengertian akan masa lalu Ethan Hunt-Julia. Perpisahan yang lama tidak membuat Julia hilang dari pusat rasa khawatirnya. Sebaliknya, seperti yang juga tampak dalam seri sebelum-sebelumnya, Julia merupakan sebab terdalam dari kepedihan Ethan.Â
Orang kedua yang kini menghuni pusat kekhawatirannya adalah Ilsa sendiri. Luther membawa Ilsa bukan saja menerima masa lalu seperti ini. Dalam respons yang "khas spionase", Â Ilsa menyambutnya sebagai panggilan untuk memberikan yang terbaik dalam perlawanan terhadap Salomon Lane. Â
Masalahnya, yang masih mengganjal hingga catatan ini disusun, apa sih yang dibisiki Ilsa kepada Julia sebelum mereka berpisah di depan Ethan?Â
Jadi, dengan ide tentang anarkisme; bagaimana saintisme menjadi bagian integral dari kepentingan teroristik yang hambar; lelaki selalu menjadi sosok yang berada di barisan paling dengan dari keberanian mengorbankan diri bagi kepentingan yang lebih besar dari dirinya yang membosankan ini, usaha McQuiarrie menempatkan Julia sebagai simbolisasi perempuan yang telah terbebaskan dari kecenderungan-kecenderungan egoistiknya adalah sejenis keseimbangan dalam narasi.
Keseimbangan peran lelaki-perempuan yang bisa dipadatkan dalam kalimat: di setiap lelaki hebat, ada perempuan yang bersemangat! Uhuui.
Di luar perkara "ide dalam cerita", Mission: Impossible-Fallout adalah film laga yang sukses memelihara ketegangan. Dia juga sukses menjaga kejutan-kejutan yang menjadi cirinya sejak awal. Singkat kata, saya bersetuju pada artikel berjudul Mission: Impossible - Fallout: Yang Terbaik dari 5 Film Sebelumnya. Artikel yang ditulis Akhmad Muawal Hasan di Tirto.id.
Terakhir. Selain apa yang dibisiki Ilsa kepada Julia itu, saya juga masih menyimpan pertanyaan: mengapa populasi yang hendak dimusnahkan itu terentang di antara India dan Tiongkok alias dua lokasi peradaban yang kini sedang berada di barisan depan pertumbuhan ekonomi dunia? Kenapa tak langsung menyerang sumber gejolaknya: peradaban Barat?
Sejujurnya, kamu sedang memainkan lakon apa Solomon Lane?
*** Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H