Poros Ketegangan
Belfast. Safe house. Hujan. Ethan bobo dengan mimpi yang ganjil. Memimpikan Julia menjadi pengantin dalam sebuah pernikahan dengan dirinya. Dengan Salomon Lane sebagai pendetanya. Pernikahan dengan sumpah setia yang ganjil.
Ketukan berbunyi di pintu, seorang kurir membawa paket. Berbalas sandi terjadi. Paket berwujud buku berjudul Odyssey-nya Homer adalah kamuflase dari alat penyampai pesan yang bisa menghancurkan dirinya sendiri. Ethan mendapatkan misi. Seperti biasa, menyelamatkan dunia.
Ia harus bisa mengamankan tiga inti plutonium yang juga diburu kelompok teroris, The Apostles. Kelompok yang sama berpucuk pimpinan Solomon Lane sesudah era The Syndicate. Jenis misi yang hanya diperuntukan kepada agen Impossible Mission Force (IMF).Â
Ingatlah jika Solomon adalah seorang pembelot intelijen dengan ideologi politik anarki. Di kepalanya, hidup kebencian yang menyala-nyala terhadap superioritas Barat bersama dosa-dosanya-yang melahirkan orang seperti dirinya. Di pusat aksi-aksinya, hidup utopia penghancuran tatanan dunia lama.
Di Fallout, realisasi utopia ini adalah dengan pengurangan populasi manusia.Â
Tiga inti plutonium itu yang akan "ditransfigurasi" menjadi bom atom sebagai senjata pemusnah massalnya. Maka, bisa ditambahkan, selain karakteristik anarki-nya, Salomon adalah jenis sadisme yang menggunakan sains tanpa kemanusiaan di dalamnya. Sebab itu juga, bayangkanlah sejenis kiamat sedang ikut di dalamnya.
Ethan, tentu saja bersama Benji dan Luther, ternyata tidak bekerja sendiri.Â
CIA menitipkan August Walker-yang belakangan ternyata "double agent"- dengan tugas mengawasi kerja Ethan. Misi kunci yang sedang dikerjakannya adalah menuntaskan dendam kesumat Salomon Kane terhadap Ethan. Saat yang sama, Ilsa Faust  (eks-agen MI6) turut terlibat dengan misi "pencucian nama baik". Ilsa ingin membawa Salomon ke Inggris sebagai bukti ketidakterlibatannya di dalam The Syndicate.
Ini poros ketegangan yang utama. Ketegangan yang berakar pada narasi bentrokan intelijen di depan dunia yang terancam collapse.
Maka, Salomon dan The Apostles adalah "Thanos Infinity War" dalam wujud yang lebih mungkin dimajinasikan secara "sosio-politis". Karena itu juga di bagian ini, Mission: Impossible-Fallout tidak memberi tilikan yang baru di depan buku besar berjudul Daftar Jagoan dari Hollywood yang Ceritanya Berjilid-jilid. Bahkan sebagai narasi fiksional akan anarkisme, ia terlalu datar.
Sebab itu, poros ketegangan yang berakar pada idea seperti ini segera saja terasa usang. Saya kehilangan satu alasan yang menuntun kesadaran mencapai kenikmatan sinematik.Â