Mohon tunggu...
S Aji
S Aji Mohon Tunggu... Lainnya - Story Collector

- dalam ringkas ingatan, tulisan tumbuh mengabadikan -

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

Sesudah Mas Pur Menjumpai Sepi

20 Juli 2018   10:24 Diperbarui: 20 Juli 2018   16:15 3538
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mas Pur dan Novita | Brilio

Maka keluarga adalah mikrokosmos dari dunia yang teratur, stabil, dan nyaman.

Kegagalan keluarga adalah kehadiran dari sang chaos yang bukan saja berbahaya bagi anggota keluarga. Tak jarang, ia juga (lekas) dinilai menjadi ancaman bagi masyarakat dengan segala macam institusi penjaga moral di dalamnya. 

Keputusan Novita kepada Mas Pur tidaklah mengejutkan kita karena alasan di baliknya. Alasan yang mungkin juga pernah dipakai orang-orang yang kalian cintai demi perpisahan yang "menghindari drama terlalu lama". 

Mas Pur justru menjadi tidak mbaper alias berada dalam kemungkinan gagal viral jika menentangnya. Dia sepenuhnya sadar, eksistensinya hanyalah baut dari mesin besar bernama stabilitas dan harmoni keluarga.

Di luar itu?

Mas Pur adalah kehadiran mereka yang dipaksa mengalah di depan kebutuhan akan stabilitas dan harmoni sosial.

Kemengalahannya menjadi lebih idealistik karena dalam kebutuhan itu, kita diperhadapkan dengan kalkulasi-kalkulasi maknawi (calculus of meaning) yang merujuk pada preferensi moral tertentu. Serupa restu, ketaatan, nama baik dan terlarang durhaka pada orang tua.

Mas Pur barangkali adalah contoh paling mudah dari praktik yang sulit dari apa yang disebut "The Art of Loving"-nya Mbah Erich Fromm. 

Bahwa mencintai seseorang adalah juga mencintai banyak manusia di baliknya. Manusia juga harus selalu berdiri di dalam cinta. Berdiri di dalam cinta (standing in love) adalah juga mengembangkan kemampuan diri yang selalu berada dalam kehendak menjadi terus menerus, bukan untuk memiliki segalanya. Wiiihh.. #MasPurAdalahGuru

Benar Mbah Pramoedya, Hidup sungguh sangat sederhana. Yang hebat-hebat hanya tafsirannya.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun