saya kira dia terburu-buru.
mengemas segala cemas
menuangkan ke dalam kertas-kertas
terus memberikan api kepadanya
sambil menikmati itu dengan wajah datar
wajah dari segala usaha yang patah
yang gagal mengatakan
kepada dirinya sendiri, aku boleh!
aku bisa berbahaya terhadap nasibku sendiri
sedangkan senja masih terlalu jauh di ufuk sana
saya kira dia terburu-buru
membungkus segala sesak
menyulingnya ke tubuh gelas-gelas
lantas melemparkan pecah di dentingnya
melewatkan semua dengan wajah tanpa riang
wajah dari sejarah lintang pukang
dengan ketakutan menyatakan
aku muak menjadi kebutuhan untuk melupa
dari kenangan-kenangan
yang tak diberkahi beda atau jeda
serupa politisi dan pemilihnya:
mereka yang ikhlas,
disepelekan lekas-lekas!
saya kira, dia..
***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H