Mohon tunggu...
S Aji
S Aji Mohon Tunggu... Lainnya - Story Collector

- dalam ringkas ingatan, tulisan tumbuh mengabadikan -

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

"Deadpool 2", Emansipasi Cinta Berujung Hambar

27 Mei 2018   12:44 Diperbarui: 27 Mei 2018   23:57 2656
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Poin kita adalah kehidupan yang tanpa cinta hanyalah pergumulan kutukan bagi Deadpool. Seolah saja, kata-kata Rendra adalah satu-satunya yang mewakili: kau tak pernah tahu kesepianku, menjalani kemerdekaan tanpa cinta...duh.

Sementara itu, di belahan ruang dan waktu yang berjarak entah berapa ribu tahun ke depan, seorang ayah berusaha menghalau tragedy karena kematian anak dan istri. Anak istri yang terpanggang habis oleh sejenis mutan yang mungkin memiliki asal-usul dari Negara Api.

Bapak itu Cable, namanya. Menggunakan jam--agak canggih sedikit namun tidak lebih sakti dari kombinasi "the power of akik" milik Thanos--ia bepergian lintas waktu dan ruang. Cable datang ke dunia Deadpool dimana si mutan Pengendali Api itu masih berusia bocah.

Tiba-tiba saja, Deadpool yang merindukan kematian agar lekas bersatu dengan kekasihnya harus menghadapi misi penyelamatan keluarga dari masa depan. Seperti sedang memainkan lakon Terminator dalam dosis yang rendah. Motivasi penyelamatan yang makin dikuatkan oleh sikap acuh kekasihnya serta tembok gaib yang menghalangi.

Jika aku mengatakan cinta padamu, maka dalam dirimu aku mencintai berjuta-juta manusia. 

Kata-kata ini rasanya datang dari Erich From, pemikir Sekolah Frankfurt yang dikenal mengembangkan warisan gagasan Marx dan Freud. Kata-kata yang muncul dalam karyanya yang berjudul, The Sane Society. Kalau tidak salah mengenang.

Deadpool belum meletakkan hatinya dengan benar, kata kekasihnya. Ini masalahnya. Sama mengatakan jika pembuktian cinta Deadpool yang berdarah-darah terhadap Vanessa tidaklah cukup. Cinta sedemikian hanya akan berjuang mengamankan agendanya sendiri. Jenis cinta yang "egoistik".

Jelas bukan nilai dasar superhero. Kasta pahlawan super tidak dilahirkan dari hubungan heteroseksual begini. Bukan jenis "cinta yang kritis". Cinta yang meletakkan hakikat kemanusiaan sebagai energinya. Karena itu, Deadpool harus mengadopsi spirit cinta seperti yang dimaksud Fromm di atas.

Ia harus bisa menyelamatkan hidup si anak pengendali api sembari menyadarkan Cable bahwa menghabisi potensi masalah di masa lalu bukan solusi untuk masa depan yang damai dan penuh welas asih. Kita harus selalu percaya bahwa semua anak-anak pada dasarnya dirusak oleh lingkungan. Mereka tidak lahir sebagai calon-calon penjahat. Kita, orang-orang dewasalah yang membuat mereka menjadi jahaat.   

Persoalannya atau yang kemudian menjadi menjengkelkan adalah emansipasi cinta yang seperti ini membuat pewaris ilmu rawarontek ini kehilangan beberapa bagian dari karakternya yang kocak, liar, konyol, antiaturan dan suka-suka mood-nya.

Singkat cerita, kehilangan karakternya yang "anarkis": mengolok-olok bahkan menentang segala macam otoritas moral di luar dirinya, otoritas yang menentukan bagaimana dia berpikir, merasa dan bertindak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun